Haloo aku datang lagi. Kali ini mau berbagi cerita tentang salah satu kucing gw yang didiagnosis epilepsi. Yuk, kita ngobrol-ngobrol via tulisan 😀
Seperti biasa, sebelum cerita, gw kenalin dulu sama objek tulisan gw. Namanya Pretty, domestik, betina, usianya sekarang mungkin sekitar 2 tahunan. Pretty gw temukan malem-malem mengeong di bawah pohon pepaya. Saat itu gw lagi di kamar dan tiba-tiba mendengar suara ngeongan kucing cimit. Then I follow her meow and find her frightened and starving under papaya tree. Kadang gw suka bertanya-tanya, ini bocah ilang, dibuang orang, atau nyasar sih? Kalau sampe dibuang dan dipisahkan dari induknya, jahat banget huhuhuhuhu… Karena satu dan lain hal, saat itu gw bawa dia ke rumah nyokap dan dirawat di rumah nyokap. Pas ditemukan, mungkin umurnya baru sekitar dua atau tiga bulan, ya. Masih kecil banget, kasian yaaa huhuhuhu… Alhamdulillah selama dirawat di rumah nyokap, dia lucu, sehat, dan menggemaskan.
Hingga di suatu hari, nyokap mulai merasa ada yang gak biasa pada diri si emeng imut ini, yaitu kalo jalan kok kaya gak sinkron, trus mulai kaya gak seimbang, dan goyang-goyang. Sampai akhirnya kami panggil dia si Oglek karena badan atau keseimbangannya tampak gak stabil. Puncaknya, nyokap mendapati Pretty mengalami kejang. We started to know that there is something wrong with her. Namun, walau dia oglek-oglek, aktivitas lainnya seperti makan, minum, pipis, pup, tidur, bahkan fase birahi terlihat normal. Itu sebabnya saat itu kami gak bawa dia untuk pengecekan lebih lanjut. Salah juga sik.
Pas dia masuk fase birahi pertama, karena kasian, kami izinkan dia berjumpa dengan pejantan dan melakukan perkawinan hingga hamil. Saat hamil dan melahirkan pun gak ada masalah, bahkan tidak kejang, walau dia tetep oglek-oglek. Pretty bahkan cenderung telaten ngurus anaknya, selalu dikelonin dan disusui. Dia cuma pergi kalo laper aja. Anaknya kalo gak salah ada empat, tapi yang dua meninggal. Tersisa dua, kami beri nama Romeo (jantan) dan Juliet (betina). Romeo dan Juliet pun masih ada sampai sekarang, sehat dan gendut.
Setelah selesai mengasihi dan mulai menyapih, kami mendapati Pretty kembali kejang dan semakin hari semakin terlihat kalau ada yang gak beres. Kejadian kejangnya pun kemudian berulang. Walau begitu, Pretty tetap mandiri, bisa makan dan minum sendiri. Kami lalu mulai membawa ke vet untuk pengecekan dan vaksinasi. Saat itu vetnya melihat dan sudah menduga ke arah epilepsi.
Gak berapa lama, masuklah Pretty ke fase birahi berikutnya. Saat ini kami sudah gak mau mengawinkan Pretty. Tapi sayang kami lupa kalau Pretty punya anak laki-laki yang hidup bersama di dalam rumah a.k.a si Romeo. Hamil deh Pretty sama Romeo. Kelar ngehamilin Pretty, Romeo langsung kita steril.
Selama menjalani kehamilan kedua, Pretty baik-baik. Gak kejang, sampai melahirkan pun dia lakukan dengan spontan dan selamat. Anaknya tiga, tapi yang hidup tinggal satu. Sama seperti periode melahirkan sebelumnya, Pretty sangat telaten ngurus anaknya. Hingga suatu hari, Pretty kembali mengalami kejang. Setelah kejang, semua masih normal. Pretty masih menyusui dan mengurus anaknya. Sampai serangan kejang kedua datang. Setelah kejang kedua berhenti, Pretty mendadak gak mau dideketin sama anaknya lagi. Gak mau nyusuin walau dia kami dekatkan ke anaknya. Anaknya malah dimarahin, huhuhu kesian si bayik. Untungnyaaa, masih ada untungnyaa, kejadian ini terjadi pas si bayik udah usia menuju empat minggu. Means sudah bisa kami kasih makan padat. Jadilah mendadak dia makan dryfood/wetfood khusus mother and baby. Alhamdulillah mau dan sehat sampai sekarang.

Halo, aku Lulu. Anak Mama Pretty. Kangen sama Mama udah lama gak ketemu, semoga Mama sehat selalu 🙂
Gak berapa lama setelah ‘ngambek’, Pretty tiba-tiba naik ke lantai atas rumah nyokap dan gak pernah turun lagi. Dia cuma tidur berbaring, gak makan dan gak minum. Posisi tidurnya pun gak banyak berubah. Dianterin makan sama minuman juga gak disentuh. Pipis dan pup pun dia lakukan sambil tiduran. Mau kami bantu suap, dia ngamuk. Jadi, Pretty gak bisa/gak mau disentuh. Bahkan kami tiup pun dia ngamuk. Wah, ada yang gak beres nih pasti. Ada sekitar lebih kurang empat hari dia dalam posisi seperti itu. Sampai akhirnya kami bawa ke vet, takut dehidrasi.
Lumayan susah bawa Pretty ke vet waktu itu. Kebetulan adik gw yang bawa karena saat itu gw lagi ada kegiatan yang gak bisa ditinggal. Untuk memindahkan Pretty ke boks, harus menggunakan handuk karena dia ngamuk dan nyakar. Alhamdulillah, dengan penuh perjuangan, Pretty berhasil bisa dibawa ke vet. And she is firmly diagnosed with epilepsy. Epilepsinya pun sudah meningkat dari level ringan ke level berikutnya.
Begitu sampai di vet, ternyata vet dan tim juga kesulitan menangani Pretty. Akhirnya, mau gak mau, Pretty terpaksa dibius ringan untuk dipasang infus, kemudian dibersihkan, dan dipotong kukunya. Selama hampir 10 hari dirawat, Pretty berangsur-angsur membaik, sudah tidak dehidrasi, dan tidak ngamuk lagi. Hanya saja aktivitasnya terbatas, cuma duduk bengong aja. Makan pun harus disuap. Saat itu gw sudah menyiapkan diri dan mental kalau Pretty akan bergantung hidup sepenuhnya sama gw. Mulai dari makan dan minumnya, pasti harus disuapin. Kemudian pup dan pipis, ya pasti harus gw tungguin karena dia gak bisa ke bak pasir. But I am totally fine. Sudah menjadi tanggung jawab dan konsekuensi gw sebagai owner untuk merawat Pretty semaksimal mungkin. Kalau kalian punya pet (any pets) with special needs, please keep them yaa, and love them. Jangan malah dibuang, pleaseee.. They probably will not survive.

Pretty dalam perawatan. Udah membaik tapi ya cuma duduk bengong gitu aja hihihihihii..
Setelah diizinkan pulang karena kondisinya sudah stabil, Pretty sekarang jadi penghuni tetap rumah gw. Mengingat kondisinya perlu perawatan khusus yang harus minum obat seumur hidup untuk meminimalisasi kejangnya, nyokap gak sanggup untuk nyuapin terus, merhatiin terus, ngasih obat, dll. She finally coming home with me. Oiyaa, biaya total perawatan Pretty selama sekitar 10 hari di vet, Rp 3jutaan. Gw lupa angka pastinya. Around 3 juta.
Well then. Selama dua hari setelah kepulangannya dari rawat inap, tiba-tiba Pretty minta makan sendiri. Pas lagi mau gw suapin, dia ngasih tanda kalau mau makan sendiri. Yaudah gw coba sodorin mangkuk wetfood-nya dan dia bisa makan sendiri dengan lahap. What an improvement!!
Lalu, dari hari ke hari, yang tadinya dia mau bangun aja susah, sekarang udah jalan-jalan muter keliling rumah gw. Ya walau dengan keterbatasan, but she did it. Trus sekarang dia lebih suka makan dryfood dan bisa berdiri serta berjalan menuju tempat makan dan minumnya. Alhamdulillah banget ya Allah. Namun tetap gw harus pantau kejangnya Pretty. Harapannya semoga Pretty selalu baik, sehat, merasa bahagia, dan sejahtera sama gw. Doakan Pretty terus yaaa ♥