Haloo haloo Bandunggg…. Yihaaa, gw dapet penugasan lagi, kali ini gak terlalu jauh tapi teteeeupp kudu diabadikan. Bandung memang menjadi tujuan destinasi wisata yang sangat popular, khususnya buat warga Jabodetabek. Udahlah lokasinya dekat, moda transportasi bervariasi, plus memang banyak banget yang bisa dilakukan di Bandung. Mulai dari sekadar traveling santai, icip-icip kuliner, wisata edukasi, sampai wisata sejarah, semua lengkap di Bandung. Kotanya pun nyaman untuk dipakai jalan kaki maupun berkendara, mobil atau motor.

Namun, beberapa tahun terakhir, seiring dengan semakin banyaknya pilihan rute perjalanan, Bandung semakin banyak dijadikan tujuan jalan-jalan yang gak membutuhkan waktu perjalanan yang lama. Akibatnya, sekarang jadi suka macet, baik saat menuju Bandung maupun di dalam kota Bandungnya. In my humble opinion, kayanya ke Bandung mending naik kereta deh, selain cepet, gak bakal kejebak macet, jadwal keberangkatannya pun jelas. Tapi tentu saja, pilihan moda transportasi menjadi pertimbangan individu masing-masing yaa, tiap moda transportasi yang dipilih tetap ada plus-minusnya.

Well, perjalanan ke Bandung kali ini, gw dan temen gw, namanya Putri, memilih pake kereta. Pertimbangannya sederhana, tinggal duduk, bisa sambil istirahat, tau-tau sampe tanpa khawatir terjebak macet. Argo Parahyangan eksekutif kemudian menjadi pilihan kami. Jujur, Argo Parahyangan ini nyaman banget. AC dingin, kursinya nyaman, ruang untuk kaki juga luas, plus sandaran kursi bisa direbahkan tanpa takut mengganggu penumpang di belakang. Ini worth banget dengan harga tiket Rp135.000. Top banget PT KAI!!

Haii, aku Putri!

Setelah lebih kurang tiga jam perjalanan, sampailah kami di Stasiun Bandung sekitar jam 2 siang. Kami langsung menuju hotel untuk istirahat sebentar dan akan dilanjutkan dengan jalan-jalan sore menjelang malam sekalian cari makan malam. Hotel tempat kami menginap ada di daerah Dago, Namanya M Premiere Hotel. Bukan hotel yang terlalu besar tapi cukup bersih dan nyaman. Lumayan kalo buat business trip yang gak terlalu lama.

Bersih dan nyaman

Setelah cukup istirahat, sekitar jam 5 sore kami keluar untuk menikmati malam di Bandung, tsailaaahh… Sekalian cari makan malam. Tujuan kami adalah Cihampelas Walk. Ada beberapa barang yang mau dibeli, sekaligus jalan-jalan. Setelah itu kami bingung mau makan apa dan di mana. Tadinya mau ke Iga Bakar si Jangkung tapi kok ya ruame banget. Putri akhirnya mengusulkan untuk mencoba sebuah resto yang lagi booming di Bandung yaitu Chingu Café. Invasi Korsel sungguhlah masif ya sodara-sodara. Udah sampe Bandung aja kita makannya di resto makanan Korea hahahahaha… So, meluncurlah kami ke sana.

Welcome to Chingu Cafe, lucu-lucu banget interiornyaa

Chingu Café ini bener-bener total menghias restonya dengan Korean look. Memang interiornya lucu dan gemes, cocok banget buat penggemar Korean Pop Culture. Selain itu, banyak sudut yang instagramable, makin cocok buat para kawula muda yang demen foto dan posting. Kami kemudian memesan beberapa menu makanan kaya Sundubu, Kimbap, Jjajangmyeon, dan lainnya. Sedikit review, untuk makanannya menurut gw bumbunya gak terlalu berasa, bahkan cenderung hambar. Mengingat cita rasa Korea pada umumnya dominan pedas dan asam, di Chingu Café ini, lidah gw belum merasakan dua rasa dominan tersebut. Untuk Kimbap dan minumannya cukup oke. Secara harga, cukup affordable. Baiklaah sudah kenyang, bersiap tidur untuk pekerjaan di esok hari.

Sundubu Jigae with Rice

Kimbap dan Jjangmyeon

***

Di hari kedua ini, hampir seharian kami menyelesaikan penugasan. So, kita langsung loncat aja ke kuliner berikutnyaa… Begitu mendapat penugasan ke Bandung, yang ada di pikiran gw langsung “gw harus mampir ke Jurnal Risa Coffee alias JR Coffee”. And here we are, ngopi-ngopi di Jurnal Risa Coffee.

Terdapat dua lokasi kedai JR Coffee di Bandung yaitu di Dago dan Braga. Kami memilih untuk mampir di kedai Braga Citywalk sekalian mau jalan-jalan malam lagi menelusuri kota Bandung, uhuyyy.. Sesuai namanya JR Coffee adalah milik teteh Risa Saraswati. Since I am a big fans of her books, kurang afdol lah kalo ke Bandung gak mampir ke sini.

Karena terletak di pusat keramaian kota, tentu saja JR Coffee-nya juga ramee yaa. Padahal ini bukan weekend loh hahahahaha.. Tapi untungnya kami gak perlu pake waiting list segala. Langsung aja kami pesen minuman dan satu cemilan. Untuk minumannya, punya gw agak terlalu manis walau tetep seger dan enak ya. Untuk cemilannya juga worth the price. Lumayan asik deh buat kongkow-kongkow. Nanti kapan-kapan mau cobain lagi yang di Dago.

Teh Kecantikan Elizabeth dan Coklat Penenang William

Korean Chicken Wings with French Fries

Setelah duduk-duduk manis nyeruput minuman, kami lanjut dengan jalan-jalan ke mall hihihihi.. Bergaul di Paris van Java dan Paskal 23 😛

***

Hari terakhir di Bandung, sebelum pulang, kami mau nyicipin salah satu kedai kopi legendaris namanya Warung Kopi Purnama. Kami dapat info ini dari driver taksi daring yang kami naiki. Kata beliau, kalau suka kopi harus mampir ke sini. Yauds, mari kita realisasikan hihihihi..

Pagi ini kami sengaja ga sarapan di hotel karena mau cobain sarapan di Warung Kopi Purnama ini. Kami sampai sama sekitar jam 7-an sudah ramai sekali. Alhamdulillahnyaaa kami gak harus waiting list. Lokasinya ada di sebuah gang dengan ambience dan bangunan yang memang jadul sekali.

Begitu liat menunya, langsung bingung mau pesen apa. Pengen pesen semua gitu wakakakakakaka.. Akhirnya gw pesen roti bakar selai kacang, keju aroma, dan bubur ayam. Uniknya, bubur ayamnya ada dua jenis yaitu bubur ayam yang originated signature menu-nya Warung Kopi Purnama atau mau bubur ayam abang-abang yang jualan di depan warungnya. Dan gw pilih bubur ayam yang jualan di depannya hahahahhahaa.. Ini beneran abang-abang gerobak yang jualan di depan si warung kopi ini.

Keju Aroma, Bubur Ayam, Roti Bakar Selai Kacang

Kayanya fix kalo ke Bandung lagi bakal mampir lagi ke Warung Kopi Purnama deh. Suka aja sama ambience-nya, interior klasiknya, trus makanan dan minumannya juga oke dengan harga yang sangat terjangkau. Bubur ayam gerobak depannya juga uwenak pol!

Sedikit cerita, Warung Kopi Purnama ini sudah berjualan sejak tahun 1930 dengan pemilik bernama Jong A Tong, yang merantau dari Medan ke Bandung. Awalnya kedai kopi tersebut bernama “Chang Chong Se” yang artinya “Selamat Mencicipi”. Baru kemudian pada 1960 namanya berubah menjadi Warung Kopi Purnama. Saat ini Warung Kopi Purnama dikelola oleh penerusnya, yaitu generasi ke-4.

Setelah kenyang dari Warung Kopi Purnama, berakhir juga perjalanan kami di Bandung. Sama seperti saat berangkat, kami juga pulang menggunakan Argo Parahyangan eksekutif. Bisa istirahat, boboan. Sampai jumpa lagi, Bandung!