Halooo, selamat datang di dunia hewan. Apa tuhhh? Tulisan kali ini gw mau berbagi pengalaman beberapa waktu lalu mengunjungi sebuah pusat edukasi kehidupan hewan yang menarik milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atau yang dulu kita kenal dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), namanya Animalium. Merujuk dari situs web resminya (animalium.id), Animalium dibangun dengan tujuan menjadi kawasan wisata yang menyajikan ilmu pengetahuan mengenai satwa (animal science tourism). Mengingat tujuan awalnya adalah ilmu pengetahuan, maka Animalium tidak hanya diperuntukkan sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai sarana penelitian bagi para pakar satwa dan ekologi di Indonesia, maupun di luar Indonesia.
Jujur aja, gw suka banget sama konsep Animalium ini. Bahkan gw gak akan ragu-ragu buat ngerekomendasiin tempat ini buat yang lagi bingung cari tempat wisata. Better ke Animalium, karena kita gak hanya dapet wisatanya aja, tapi juga keilmuannya. Untuk lokasi juga mudah diakses, di Jl. Raya Bogor, Kec. Cibinong (maps gw sertakan di akhir tulisan ya). Karena gw dari Depok, maka gw tinggal masuk tol Jagorawi dan keluar di pintu tol Sirkuit Sentul. This place is definitely seru for sure!
Untuk datang ke sana, gw menyarankan untuk melakukan reservasi secara online terlebih dahulu melalui tautan ini https://pemesanan.animalium.id/. Langsung pilih tanggal kunjungan dan mau beli paket edukasi yang mana. Ada empat pilihan kategori kunjungan, tergantung kebutuhan ya. Mau rombongan atau per orangan, mau dengan pemandu atau tidak. Kemarin kami pilih yang pake edukasi mandiri umum tanpa pemandu dengan harga Rp85.000/orang (saat tulisan ini dipublikasi, di situs webnya menjadi Rp90.000). Jadi, total berdua adalah Rp170.000 yaaa.. Dari paket tersebut kalian akan mendapat sebuah booklet atau buku kerja yang dapat ditukar di pintu masuk Animalium. Booklet tersebut berisi informasi satwa beserta pertanyaan seputar satwa yang jawabannya bisa kita dapat dari tur menyusuri Animalium. Jadi, siap-siap wisata sambil belajar yaaa 😀
Setelah menunjukkan bukti booking paket edukasi dan mendapat buku kerja, kita sudah bisa langsung masuk ke area turnya. Begitu masuk, wahhh gw langsung terpana. Tempatnya nyaman dingin ber-AC, penjelasan satwanya lengkap disertai dengan keterangan detail tiap satwa (nama popular, nama latin, habitat, posisi di rantai makanan, dll) serta status satwa saat ini berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN), apakah dilindungi, terancam punah, atau lainnya. Kita juga bisa melihat beberapa replika satwa, ada yang dengan ukuran perbandingan 1:1 atau diperbesar.
Masuk ke area tur pertama, kita akan mendapat informasi mengenai pembagian dunia hewan yaitu hewan vertebrata (memiliki tulang belakang) yang terbagi dalam lima kelas (Pisces, Reptil, Amfibi, Mamalia, dan Aves) dan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) yang terbagi dalam sembilan filum (Protozoa, Porifera, Arthopoda, Platyhelmintes, Nemathelminthes, Annelida, Coelenterata, Mollusca, dan Echinodermata). Fakta menarik: 90% hewan di dunia merupakan golongan tak bertulang belakang alias invertebrata sodara-sodaraaaa! And lets our learning journey begin from the next exhibition room.
Vertebrata – Aves
Well, area tur pertama yang kita akan masuki adalah tur kelas Aves alias burung-burungan, unggas-unggasan. Dalam tiap tur, kita akan bertemu dua jenis ruangan yaitu lobi yang berisi keterangan atau penjelasan mengenai karakteristik, jenis, hingga sistem organ hewan-hewan yang termasuk di dalamnya, serta ruang eksibisi yang berisi satwa-satwa hidupnya. Di area lobi Aves, kita diperkenalkan dengan nenek moyang burung yaitu burung prasejarah Archaeopteryx lithographica yang hidup di zaman Jurassic. Fosilnya ditemukan di Jerman bagian Selatan pada 1861. Lanjut, kita juga akan mendapat penjelasan tentang evolusi burung (bulu, sayap, ukuran, dll), jenis-jenis burung (burung pemangsa, burung hutan, burung pengicau, dll). Nah yang menarik di kelas Aves adalah Animalium punya aviari yang super menarik. Jadi, kita bisa bertemu langsung dengan ragam Aves dan ragam habitatnya.
Aviari pertama yaitu aviari paruh bengkok. Di sini kita bisa bertemu dengan burung berparuh bengkok seperti Burung Kakaktua. Berikutnya kita masuk ke aviari lantai hutan. Mulai dari sini, kita akan berjumpa dengan aviari-aviari yang super seru. Aviari lantai hutan, ambience-nya dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Dan yang menarik banget adalah satwa penghuninya beneran dilepas. Jadi, kita bertemu secara langsung, bahkan melewati mereka untuk menuju ke aviari selanjutnya. Tapi tolong dipatuhi ya peraturan-peraturan tertulis yang tertempel di tiap pintu masuknya. Intinya, kita manusia, tidak boleh mengganggu satwa-satwa yang ada di situ.
Di aviari lantai hutan ini kami disambut dengan cantiknya kepakan sayap Burung Merak. Cantik banget. Secantik ituuuu… Kebetulan sepertinya mereka sedang mating ya. Jadinya si jantan memang lagi mengembangkan sayapnya untuk menarik perhatian si betina. Duhhh, emang boleh secantik ituuuu?? Gw happy banget liatnyaaa!
Berikutnya kita masuk ke aviari aliran sungai. Aviari ini dihuni oleh burung-burung yang biasanya punya kaki panjang dan ramping, serta paruh yang panjang untuk menangkap ikan kecil atau hewan air lainnya. Meluncur ke aviari berikutnya yaitu aviari lahan basah. Yang menarik di aviari ini, waktu kami kesana, ada kegiatan feeding time alias memberi makan burung-burung di lahan basah. Kegiatan ini interaktif, pengunjung juga boleh mencoba memberi makan satwa di sana. Para animal keeper yang bertugas pun secara komunikatif memberikan penjelasan detail mengenai burung-burung yang hidup di lahan basah.
Berikutnya, kita masuk ke area aviari burung pemangsa. Duh serem yaaa… hahahahhaa… Ini adalah area aviari terakhir untuk kelas Aves. Terdapat area show besar yang biasa digunakan untuk pertunjukan feeding time bagi para burung pemangsa ini. Di area ini dihuni oleh berbagai jenis burung hantu, mereka kebanyakan adalah pemangsa hewan kecil seperti tikus, ayam kecil, reptil, dll. Yang lucu, wajah burung hantu ini berbeda-beda, khas sekali. Ada yang lucu, ada yang agak galak mukanya 😛
Vertebrata – Mamalia
Berpindah ke area kelas selanjutnya yaitu mamalia alias hewan menyusui dan melahirkan. Apakah hewan mamalia hanya hidup di darat? Ternyata tidak, ada beberapa mamalia yang juga hidup di air seperti Pesut, Lumba-lumba, Paus, dan apa lagi hayooo? At least setelah dari sini kita tidak lagi menyebut Ikan Paus dan Ikan Lumba-lumba, yaa…
Di area lobi, kita juga diberi penjelasan detail tentang definisi mamalia, hewan apa saja yang termasuk mamalia, penjelasan tentang sistem reproduksi, pernapasan, hingga penglihatan pada mamalia. Lucunya, ada area tempat kita menimbang berat badan, lalu berat badan kita akan disamakan dengan hewan mamalia yang berat badannya sama dengan kita. Berat badan kamu sama dengan hewan apa nih? Hihihihihihi…
Yang menarik adalah di area eksibisinya. Di sini kita bener-bener bisa liat beberapa jenis hewan mamalia seperti Landak, Kelinci, Binturong, Musang, Berang-berang, hingga Tikus Bambu Besar. Di tiap kandangnya, diberikan pernak-pernik sesuai habitat aslinya agar mereka nyaman dan sejahtera. Duh, gemes-gemes banget liatnyaa.
Invertebrata
Keluar dari area mamalia, kita ketemu dulu nih sama area tur hewan-hewan invertebrata. Beragam kerang, cacing, serangga, kalajengking, kumbang, udang, hingga kepiting, bisa kita pelajari di area ini. Untuk area eksibisinya terdiri dari akuarium-akuarium kecil. Agak sulit dilihat karena kayanya hewannya ngumpet atau nyaru sama dedaunan di dalam akuariumnya.
Vertebrata – Pisces
Langsung aja kita lanjut ke area berikutnya yaitu Pisces alias ikan-ikanan. Sama seperti area lobi sebelumnya, di sini kita diperkenalkan dengan sistem reproduksi, sistem skeletal, tipe sisik, evolusi, penggolongan ikan, rantai makanan ikan, hingga penggolongan ekosistem (danau, sungai, dan laut).
Pada area eksibisi, Animalium membagi akuariumnya sesuai dengan jenis dan asal ikan, seperti tank Australia, tank Amerika, hingga ikan dari Kepulauan Sunda Besar (Greater Sunda).
Vertebrata – Herpetofauna (Amfibi dan Reptil)
Sampailah kita di area terakhir yaitu area Amfibi dan Reptil atau dapat dikategorikan dalam hewan Herpetofauna, alias hewan yang melata. Buat kalian yang suka merinding atau punya fobia tersendiri kalo ketemu hewan melata, hati-hati ya karena di sini kita bakal ketemu ular, kadal, dan teman-temannya. Tapi memang di area ini kita harus super hati-hati soalnya banyak ular tsayy! Buat yang bawa anak-anak, tolong diperhatikan jangan sampai anak-anaknya mengetok kaca akuarium atau berlarian tanpa pengawasan. Welcome to the house for herpetofauna! Sejujurnya gw pernah pengen punya ular, tapi semenjak makin menyadari bahwa satwa liar tempatnya bukan di rumah, sudahlah biarkan mereka hidup di alam saja.
Di area lobi, seperti biasa kita akan mendapat penjelasan mengenai reptil dan amfibi secara umum. Hewan amfibi terdiri dari Katak, Kodok, Kadal, Salamander, Cacing, Ular Sesilia, dll. Sementara yang termasuk dalam jenis reptil adalah ular-ular besar, Buaya, Kura-kura, Penyu, Aligator, Komodo, Biawak, dll.
Pada area eksibisi, terdapat area khusus untuk ular-ular yang berbisa. Kita hanya bisa melihatnya dari kaca luar. Ular berbisa ini biasanya memiliki warna khas mencolok seperti kuning terang, hijau muda, hingga biru neon. Warna kulit atau motif sisik yang mencolok ini dapat memudahkan kita jika (amit-amit) bertemu, langsung kabur aja ya jangan malah dideketin. Warna yang mencolok sudah mengindikasikan bahwa mereka hewan berbisa.
Satu area yang menarik dari area Herpetofauna adalah area ekosistem gurun yang dihuni oleh kadal gurun imut berwarna kuning ini, atau dikenal dengan nama Kadal Berjanggut.
***
Well, selesai sudah tur kami hari ini. Berkenalan dengan hewan-hewan yang ada di dunia. Seneng dan puas karena tempatnya bagus, nyaman, wisatanya dapet, edukasinya juga dapet. Highly recommended! Yang menyenangkan juga adalah pas kami ke sana, lagi gak terlalu rame. Jadi bisa khusyuk bacain tiap keterangan yang ada dan memperhatikan tiap satwanya. Jujur kalo lagi rame mungkin agak kurang nyaman juga ya, apalagi kalo berisik xixixixixixi…
Pesan-pesannya, sebagai sesama makhluk hidup mari kita hidup berdampingan dengan aneka satwa, karena sesungguhnya Allah menciptakan kita semua dengan tujuan dan manfaatnya masing-masing. Menjaga kelangsungan hidup mereka, sama artinya juga dengan menjaga kelangsungan hidup manusia. Dalam kehidupan, kita semua termasuk dalam sistem ekologi yang saling bersinggungan (bener gak tuh? Hahaha..). Mari saling menghargai dan menghormati sesama makhluk Allah. Cek detail tentang Animalium juga di IG mereka @animalium.id. Selamat berwisata sekaligus belajar!
***
Good Milk Society
Setelah mengelilingi Animalium, tentu lapar dan haus yaaa.. Di perjalanan pulang kami menemukan satu resto susu namanya Good Milk Society. Lokasinya masih di dalam komplek BRIN. Restonya bersebelahan sama peternakan sapinya. Jadi sudah tentu, susunya segar tiap hari. Dan pas kami ke sana jujur aja sepi banget gak ada pengunjung lain, jadinya sih buat kami enak dan nyaman. Untuk harga makanannya sangat terjangkau dan rasanya juga enak. Minuman susu dan yoghurtnya juga menyegarkan. Kami juga bawa pulang produk olahan susunya yaitu keju mozzarella.