Penantian lima bulan itu terbayar sudah dengan lima hari yang begitu menyenangkan. Hey Thailand, you were wrapped! Perasaan super excited saya gak bisa dibohongin ketika kalender sudah menunjukkan tanggal 12 Oktober 2012. Itu artinya, akhirnya esok hari saya akan bertolak ke Bangkok, Thailand untuk liburan. Sedikit agak norak dengan gak bisa tidur di malam harinya. Liburan kali ini, saya hanya berangkat dengan Utari saja. Ingat betul waktu pertama kali pesan tiket (Air Asia, 1,8 juta PP), kita udah gak mikir apa-apa. Pokoknya kita harus liburan. Well, Thailand is a nice choice, we think. Oke , lets read our story here. The amazing five days 🙂

DAY 1 -13 Oktober 2012-

Bangun pagi makin berasa excited. Yes, akhirnya saya jadi juga liburan. Minggu-minggu lelah kemarin akan segera di-recharge dengan satu minggu ke depan. Semoga aja, bisa membawa aura positif untuk minggu-minggu berikutnya. Final luggage checked. Santai-santai, siap-siap buat berangkat ke airport.

Penerbangan kita sore ini jam 16.35 WIB. Paling nggak kita udah harus ada di boarding room jam 3 sore. Demi mengingat hari keberangkatan ini adalah hari Sabtu, dimana hari (kalo gak salah) Big Bang juga konser di Ancol, maka untuk menghindari macet kita berangkat jam 12.30 WIB. Ternyata kondisi jalanan di luar dugaan kita. Damri 13.00 WIB mengantar kita sampai di terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta tepat pukul 14.00 WIB. Lancar mai meennn!!

Hati senang karena lancar, tapi kemudian berpikir: apa yang harus kita lakukan sampai jam setengah lima nanti ya?? Mati gaya nih kayanya..Setelah sempet ngobrol ngalor ngidul, akhirnya kita makin deket setengah lima. Jam 15.30 WIB kita mulai beranjak untuk check in dan nunggu di boarding room. Makin deket 16.35 WIB, ternyata pesawat kita delay 25 menit. Yuukk mariiii…..

Well, what the hell with the delay..17.30 WIB akhirnya kita terbang meninggalkan SHIA. Oke, goodbye Jakarta and hello holiday. Bangkok, we’re comiiinggg 😀

Oia, informasi tambahan. Liburan kita kali ini memanfaatkan jasa tour and travel. Demi mendengar beberapa cerita teman yang udah pernah ke Bangkok, bahwasanya disana tukang taksi masih suka nakal. Ngasih harga seenaknya. Plus gak adanya peta transportasi, bikin agak susah untuk pake kendaraan umum. Ya sudah, demi kemaslahatan dan kenyamanan umat, kita pake tour and travel. Biayanya $152 per orang. Cukup terjangkau kok.

Dari rencana awal sampai pukul 20.00 WIB, karena delay akhirnya kita baru mendarat di Don Mueang International Airport pukul 21.30 WIB. Apa? Coba diulang! Oke baik, kita akhirnya MENDARAT di Don Mueang International Airport. Means, akhirnya kita tiba dengan selamat di Bangkok. Oh my holy holidayyyy…

Setelah ngurus ini-itu, resmilah kita jadi turis di Bangkok. Hal pertama begitu keluar bandara adalah kita harus segera menemukan guide kita. Dia akan bawa kertas bertuliskan nama kita. Dan bener aja, di ruang tunggu penjemput itu, banyak sekali guide yang bawa kertas bertuliskan nama-nama customer-nya.

Pikiran random saya, tetiba teringat film Warkop DKI saat Kasino ditugaskan menjemput seorang wanita di bandara. Namanya Sri Donna. Dengan kertas di tangan plus keyakinan maksimal, Kasino membayangkan nama Sri Donna adalah sosok wanita cantik. Namun harapan itu pupus seketika saat yang mendatangi Kasino adalah seorang wadam.

Oke kembali ke pikiran waras. Well, akhirnya kita berhasil bertemu dengan guide kita. Seorang pria Thailand born Chinese, dengan Bahasa Indonesia yang sangat baik bernama Pak Achai. Setelah adegan penjemputan selesai, Pak Achai dan supir bernama Teeu (entah gimana nulis namanya, yang jelas penyebutannya ya begitulah..) langsung mengantar kita ke hotel. Hotel kita di Bangkok ini namanya Bangkok Cha-Da Hotel, letaknya di sepanjang jalan Ratchada. Bangkok Cha-da masuk kategori hotel bintang 3 di Bangkok. Wajar karena emang hotelnya bagus, kamarnya nyaman..Puas deh kita. Di hari pertama itu, kamar kita di 1415. Lumayan tinggi, jadi kita bisa sedikit liat-liat city lights..aahh gayaaa ^^

Berhubung sudah larut, dan kita harus bangun pagi esoknya untuk memulai liburan kita. So ciao. Good nite Bangkok

Bangkok Cha-Da Hotel

Bangkok Cha-Da Hotel

DAY 2 -14 Oktober 2012-

Yes, here we come our holiday. Hari pertama kita akan menyusuri kota Bangkok. Oia, di hari pertama ini kita langsung check out dari Bangkok Chada karena sorenya akan bertolak ke Pattaya City. Jadi, kita langsung bawa koper lagi.

Informasi lagi, tur kali ini kita bener-bener beruntung. Kita private tour, kebetulan gak ada lagi yang booked pas ditanggal yang sama dengan kita. Jadi, guide, driver, mobil dan waktu mereka sepenuhnya untuk kita. Yeaayyy..kita jadi bisa sesukanya nambah tujuan wisata dan bisa molor-molor dikit waktunya di tiap tempat wisata. Heaveeennn 😛

Tujuan pertama kita yaitu mengunjungi berbagai macam candi dan Buddha. Seperti yang sudah diketahui, Thailand adalah Negara yang memiliki banyak peninggalan berbentuk candi. Gak jauh beda dengan Indonesia sebenernya. Hanya bedanya candi di Indonesia bener-bener berbentuk batu-batuan sehingga warnanya tidak jauh dari hitam, hijau lumut, atau abu-abu. Sementara Candi di Bangkok lebih terlihat berwarna-warni. Sepertinya ada tambahan keramik warna-warni di setiap pinggiran candi.

Area pertama yang kita datangi adalah area Reclining Buddha (Wat Pho). Reclining Buddha adalah sebuah candi yang isinya replika Buddha saat wafat. Buddha dipercaya wafat dengan posisi tidur. Posisi terakhir Buddha inilah yang dibuatkan replikanya. Reclining Buddha memiliki panjang sekitar 46 meter. Terbuat dari bata dilapisi semen putih yang kemudian bagian paling luarnya dilapisi dengan emas murni. Di bagian telapak kakinya terdapat pola gambar yang terbuat dari mutiara. Sudah tentu kita dilarang menyentuhnya.

Gambar di bawah kaki Buddha

 

Reclining Buddha

Reclining Buddha

Kemegahan area reclining Buddha tidak hanya pada sang Buddha saja, tapi juga pada dinding ruangannya. Seluruh dinding bahkan atap tidak ditutup dengan cat, tapi dengan lukisan. Itulah sebabnya dinding pun tidak boleh disentuh.

Pola di dinding dan atap, bagus yaaa

Pola di dinding dan atap, bagus yaaa

Di dalam area reclining Buddha ini juga terdapat 99 candi kecil yang bagian bawahnya digunakan untuk menyimpan abu para bangsawan yang wafat. Namun sekarang sudah tidak terpakai lagi. Satu ruangan besar digunakan untuk tempat sembahyang. Di sana juga terdapat area massage, karena di dalam area reclining Buddha juga terdapat sekolah massage.

Tergoda sama beberapa biksu yang lewat, saya merasa penasaran ingin berfoto bersama. Pak Achai yang meminta mereka untuk mau berfoto bersama. Sayangnya mereka menolak. Susuk saia tidak bekerja di biksu rupanya, hihihihihihi….

Oia, tiket masuk ke area reclining Buddha ini THB 100 saja. Satu yang cukup baik untuk ditiru dari Thailand adalah, kita hampir selalu dikasih air mineral gratis tiap masuk ke objek wisata. Memang tidak di semua tempat wisata, tapi di reclining Buddha kita dapat air mineral. Satu hal penting dan perlu untuk diperhatikan adalah kita juga harus berpakaian sopan dan ekstra hati-hati sama copet. Link ini mungkin bisa jadi referensi bagus untuk tahu lebih banyak tentang Reclining Buddha http://www.bangkok.com/attraction-temple/wat-po.html

Tujuan kedua adalah tujuan tambahan kita, Wat Arun. Untuk menuju Wat Arun, dari Reclining Buddha kita tinggal jalan kaki sedikit saja melewati pasar makanan. Dari pasar makanan tersebut, kita naik kapal menyeberangi Chao Praya River (sungai terpanjang di Thailand) untuk mencapai Wat Arun. Tiket masuk Wat Arun hanya THB 50.

Penampakan sekilas Chao Praya River

 

Gw dan Utari di feri menuju Wat Arun

Gw dan Utari di feri menuju Wat Arun

Wat Arun juga merupakan salah satu temple terbesar. Tingginya mencapai sekitar 67 meter. Disana kita memutuskan untuk tidak naik sampai ke puncak. Irit energi. Masih banyak objek wisata yang harus dikunjungi nih. Jangan sampai kehabisan energi disini. Untuk sejarah Wat Arun yang lebih detail, link ini mungkin bisa membantu http://www.bangkok.com/attraction-temple/wat-arun.html

Sudah sampai di area Wat Arun 🙂

 

Wat Arun, tingginya sekitar 67 meter

Wat Arun, tingginya sekitar 67 meter

 

Tinggi banget kan yaaa

Di area Wat Arun, kita sempet datang ke toko souvenir. Sayangnya agak mahal dan susah ditawar. Akhirnya kita memutuskan untuk tidak belanja di sana. Tapi saya nekat membeli kain Thailand seharga THB 600. Kain cantik bermotif gajah khas Thailand berwarna biru.

Dari Wat Arun, kita berlanjut menuju Golden Buddha. Dinamakan Golden Buddha karena memang patung Buddha disini semuanya terbuat dari emas murni, emas asli, tanpa tambahan bahan lainnya. Beratnya 5,5 ton. Gak banyak yang diceritain tentang Golden Buddha sama guide kita. Yang jelas tempat ini suci banget. Dipastikan gak ada copet.

The Holy, Golden Buddha

 

Berfungsi sebagai tempat ibadah

Selesai dari Golden Buddha, kita makan siang. Makan siang pertama ini cukup mencengangkan karena kita makan buffet di Twin Tower Plaza Hotel. Hotel ini termasuk dalam kategori hotel bintang 4 di Bangkok. Kelasnya di atas Bangkok Chada. Bisa dibayangin ya seperti apa makanannya. Mulai dari rasa, jenis, hingga pilihannya. Makan siang kali ini puas banget!

Kelar makan siang, kita langsung menuju Pattaya City. Perjalanan menuju Pattaya memakan waktu sekitar 2,5 jam. Kita berangkat tepat pada pukul 13.00 WIB. Setengah perjalanan, sekitar pukul 14.30 WIB kita mampir ke Naja Temple. Naja Temple ini merupakan kuil terbesar kaum China di Thailand. Di sini kita hanya diizinkan mengambil foto dari luar. Get photo inside is not allowed.

Di depan Naja Temple

Di depan Naja Temple

 

Ornamennya bagus bangeeettt!!

Ornamennya bagus bangeeettt!!

Saat kita datang kesana, sedang ada upacara keagamaan. Para kaum China disana pun sedang menjalani puasa makan daging, mungkin hampir sama dengan puasa mutih di Indonesia. Mereka tidak akan makan daging dan olahannya selama 10 hari, termasuk guide kita.

Di dalam kuil ini terdapat berbagai kitab, patung, dan lukisan kisah sejarah Buddha dalam masyarakat China. Saya berkesempatan melihat Dewi Kuan Im. Dan yang bikin saya agak terkejut adalah keberadaan Sun Go Kong dan Pat Kai. Saya yang memang tidak terlalu mengikuti sejarah China, baru tahu bahwa Sun Go Kong bukan hanya sekedar tokoh khayalan, tapi memang ada di kisah dewa-dewa China.  Sejujurnya, kuil ini memang megah dan mewah. Setiap detail yang dibuat betul-betul merepresentasikan budaya China. Apresiasi saya untuk Naja Temple

The glitzy Naja Temple

The glitzy Naja Temple

Setelah puas berkeliling di Naja Temple, perjalanan ke Pattaya kita lanjutkan. Masih perlu waktu sekitar satu jam lagi. Dan benar saja, tepat pukul 16.00 WIB kita tiba di J.A Villa Pattaya kamar 215, tempat kita menginap selama di Pattaya. Walaupun tidak terlihat sebagus Bangkok Chada, J.A Villa Pattaya tetap saya rekomendasikan sebagai tempat pilihan menginap. Kamarnya cukup nyaman kok.

Welcome to J.A Villa Pattaya

Welcome to J.A Villa Pattaya

Di malam hari pertama di Pattaya ini akan kita habiskan dengan jadwal tambahan, yaitu menonton pertunjukkan kabaret khas Thailand. Dan pertunjukkan yang kita piih adalah Alcazar Show. Kita memberikan tambahan THB 600 untuk mendapatkan tiket Alcazar.

Pertunjukkan Alcazar akan dimulai pukul 18.30 WIB. Masih ada waktu untuk melepas lelah sebentar, mandi dan beres-beres pakaian. Pukul 17.00 WIB kita berangkat menuju lokasi pertunjukkan Alcazar. Ternyata tidak begitu jauh, kita kecepetan sampainya. Akhirnya kita memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan berjalan menyusuri jalanan di situ. Sekilas jalanan tersebut mengingatkan saya pada Legian. Strukturnya hampir mirip. Di pinggir-pinggir jalanan banyak sekali toko kecil yang menjual tiket kabaret, plus tiket sex show. Daerah ini memang merupakan daerah “dewasa”. Kita bisa dengan mudah menemukan bar yang menyediakan atraksi striptease tanpa tembok dan pintu. Jadi, dari luar pun kita bisa menonton.

Alcazar merupakan salah satu dari sekian banyak pertunjukkan kabaret yang ditawarkan oleh Pattaya. Seperti yang sudah diketahui, para penampil disini merupakan para lelaki yang sudah melalui proses transgender. Mereka tampak sangat wanita. Akan sulit membedakan mana wanita asli dan yang bukan. Seluruh anatomi khas wanita, mereka miliki dengan sempurna. Dari banyak cerita pun, sudah banyak dari mereka yang juga melakukan operasi pergantian kelamin.

Welcome to Alcazar hihihihihi.. :P

Welcome to Alcazar hihihihihi.. 😛

Menurut guide saya, orang Indonesia lebih banyak memilih nonton Alcazar dibandingkan dengan kabaret lainnya. Tata kostum, tata tari, dan tata panggung yang mewah menjadi alasannya. Dan setelah menyaksikan kabaretnya secara langsung, saya pun menyetujui pendapat ini.

Tepat pukul 18.30 WIB, pembawa acara memulai pembukaan kabaret ini. Sebuah tirai besar berwarna emas bercampur silver terbuka dan menampilkan para penari. Dan betul sekali kostum mereka bisa dibilang sangat mewah. Tidak hanya detail pakaian yang dibuat sempurna, tapi juga detail fashion item mereka. Sebut topi, sepatu, dan aksesoris lainnya.

Mevvah

Mevvah

 

Tema Jazz juga adaaa...

Tema Jazz juga adaaa…

Dalam waktu satu jam, 200 lebih penonton disajikan lebih kurang 15 scene tarian . Semuanya memiiliki tema masing-masing. Mulai dari Thailand, Vietnam, Korea, India, hingga Uni Emirat Arab. Dari sekian banyak scene tarian yang ditampilkan, saya mendengar 3 lagu yang familiar di telinga. Cindai-nya Siti Nurhaliza, Soundtrack film James Bond “The World is Not Enough”, sampai lagu paling popular abad ini “Gangnam Style”. Jujur, sebenarnya saya sudah sangat bosan mendengar lagu Gangnam Style. Tapi saya terpaksa ikut goyang saat petunjukkan Gangnam Style. Harus diakui pertunjukkannya bagus banget! Lucu, atraktif, dan begitu enerjik, Suka!

Korean :D

Korean 😀

Penilaian secara keseluruhan, saya sungguh takjub dengan pertunjukkan Alcazar ini. Tata panggung, tata kostum hingga tata lampunya, semua sempurna! Rangkaian koordinasi elemen tersebut berhasil memberikan sebuah suguhan kabaret yang luar biasa menghibur. Jadi penasaran sama pertunjukkan kabaret yang lainnya deh…Hhmm…

Baguuusss kaannn

Baguuusss kaannn

Keriaan belum selesai sampai situ. Setelah pertunjukkan selesai, para penampil keluar untuk melayani foto bersama. Tapi hati-hati, jangan dikira foto sama mereka gratis ya. Biaya yang dikenai adalah THB 40 per orang untuk foto dan THB 200 untuk polaroid. Lupa satu hal, seperti biasa, sebelum masuk ke ruang pertunjukkan setiap penonton dikasih minum gratis berupa soda dengan dua pilihan rasa. Puas nonton Alcazar, langsung laper. Mungkin kecapean tepuk tangan 😛

Menu makan malam kita kali ini set menu di restoran yang terletak di sebelah Gedung pertunjukkan Alcazar. Namanya Triangle Club. Dan set menu kita ini banyaknya gak kira-kira. Gak ngerti gimana Pak Achai ngitung porsi makan kita yang Cuma berdua ini. Dengan satu porsi nasi, kita dikasih 4 jenis lauk. Ayam Kung Pao, Cah Kangkung, Telur dadar dan Tom Yam Kung. Hmm.. gak lupa sepiring buah. Tom Yam Kung disini adalah Tom Yam Kung terenak selama ada di Bangkok. Intinya super duper kenyang. Well, cape plus kenyang, sisanya tinggal ngantuk. See ya tomorrow our day 3 🙂

DAY 3 -15 Oktober 2012-

Hello Monday!! Hehehe..ketemu hari senin tanpa harus pergi ke kantor tuh rasanyaaa gimanaaa gitu..Saya terharu lho 😛

Well, happy Monday. Hari ketiga kita di Bangkok nih. Mau kemana hari ini kira-kira? Sesuai itinerary pagi ini kita akan pergi ke Nongnooch Tropical Garden and Resort. Tapi sembari menuju ke sana kita sempat mampir ke tempat pengolahan madu, namanya kalau gak salah Honey Bee Shop . Kita gak terlalu tertarik ada disini. Skip aja lah yaaa..

Welcome to Nongnooch Tropical Garden and Resort. Sesuai namanya, tempat ini merupakan taman besar berisi berbagai flora dan fauna khas Negara tropis. Nongnooch punya orchard farm yang cantik dan berbagai pertunjukkan menarik. Taman besar ini memang diperuntukkan bagi wisata, reservasi flora dan fauna, plus pendidikan. Di Nongnooch, selain melihat-lihat kita juga akan menyaksikan dua pertunjukkan, Thai Culture Show dan Elephant Show.

Banyak yang lucu-lucu giniiii

 

Pose lagi kaannn

 

Ikhlasin aja liatnya yaaa

 

Welcome to Nongnooch Tropical Garden and Resort

Welcome to Nongnooch Tropical Garden and Resort

 

Berfungsi juga sebagai pusat edukasi flora dan fauna tropis

Sesuai namanya, Thai Culture Show adalah pertunjukkan yang menampilkan berbagai budaya Thailand yang disuguhkan melalui tarian, drama dan kabaret. Alunan lagu khas Thailand, tarian tradisional Thailand, Thai Boxing -beladiri khas Thailand-, hingga kisah peperangan zaman kerajaan dahulu, disajikan dengan begitu cantik dan menarik. Satu paket Thai Culture Show yang sangat menghibur.

Salah satu episode di Thai Culture Show

Salah satu episode di Thai Culture Show

Lanjut segera ke Elephant Show. Saya yang memang suka sama gajah, tertarik betul dengan pertunjukkan ini. Mereka pun tak kalah menghibur. Berbagai pertunjukkan lucu dan menarik sukses membuat saya menjerit-jerit kegirangan. Segerombolan gajah disini dilatih untuk memainkan berbagai permainan. Main sepak bola, basket, memanah, berjoget, berhitung, hingga melukis. Semuanya menarik!

The cute Elephant Show

The cute Elephant Show

Selesai menonton semua pertunjukkan, gak kerasa perut kita udah laper. Makan siang kali ini buffet lagi di restoran di dalam area Nongnooch. Bingung mau makan apa, lebih dari 15 jenis lauk terhidang. Makan aja pusing @_@

Kalau mau tahu info lengkap tentang Nongnooch Tropical Garden and Resort, moga-moga situs ini bisa ngebantu ya http://www.bangkok.com/pattaya/attractions/nong-nooch-garden.htm

Our next destination is about too awesome! We’re going to Laser Buddha. Laser Buddha was the biggest image in the world craved in a mountain. Dengan tinggi sekitar 130 meter dan lebar 70 meter, Laser Buddha ini dilukis dengan teknologi laser pada tahun 90-an. Cekungan yang dihasilkan oleh laser tersbut dialiri oleh cairan emas murni. Dan hasilnya….WOW banget deh! Gw harus bilang WOW disini, aseli! Gak bisa saya deskripsikan dengan tulisan. Dilihat aja fotonya yaaaa…Superb deh pokoknya!!

Amazing!!

Amazing!!

 

Superb!!

Superb!!

Gak begitu lama di Laser Buddha, kita langsung menuju Floating Market Pattaya. Tujuan wisata ini sama seperti pasar terapung di Kalimantan. Konsepnya sama, hanya saja di Floating Market Pattaya beberapa pasar sudah dibuat di atas sungai, hanya tersisa beberapa pedagang yang masih berjualan di sampannya.

Hai Pattaya Floating Market

Hai Pattaya Floating Market

 

The view

The view

 

Ada sampannyaaa, horeee...

Ada sampannyaaa, horeee…

Lumayan disini saya membeli beberapa souvenir. Dompet lucu (THB 100 isi 5), dua kaus lucu (@ THB 200), aroma theraphy (THB 20) dan beberapa makanan ringan. Oia disini kita sempet nyoba makanan Thailand, entah namanya apa seharga THB 20. Kita beli di pedagang yang jualan di atas sampan. Telur puyuh dilapisi tepung coklat (entah campurannya apa), lalu digoreng kering, dipotong jadi dua bagian, diberi potongan timun, dan disiram kuah cuka pedas. Sekilas tampak seperti penyajian mpekmpek Palembang ya..Tapi rasanya lumayanlah, telur puyuh siapa yang gak suka?

Di Floating Market ini kita juga sempat mencicipi durian Thailand. Kita beli seharga THB 130. Namun sayangnya rasanya kurang begitu manis. Menurut saya masih lebih enak durian Monthong atau durian Medan. Well then. It is beach time! Akhirnya kita akan mendapat free time untuk bermain di Pattaya Beach. Walaupun sempet ketunda sekitar setengah jam karena hujan dan membuat kita malah main di mall –yang kalau gak salah namanya Central Festival- dan banjir sedikit, tidak mengurangi ke-excited-an kita untuk segera berlari menuju pasir dan air laut (jadi kaya anak penyu yaaa). And finally, I feel the sand on my feet..Ulalalalalalalaaaa…

Yesss, mantaiii kitaaa

Yesss, mantaiii kitaaa

 

Our happy faces :D

Our happy faces 😀

Pantai Pattaya bukanlah pantai yang bener-bener pantai. Masih terlalu kota. Tapi memang ini adalah salah satu daerah ramai dan paling dituju wisatawan. Disini kita memang gak niat berenang, Cuma kangen suasana pantai aja. Lagian pantainya terlalu rame. Walhasil kita hanya main air dan pasir plus foto-foto. Tapi jujur, main di pantai ini jadi salah satu favorit saya di liburan kali ini. Memang dasarnya suka pantai dan laut.

Di Pattaya Beach kita ngabisin waktu lumayan lama, dari pukul 16.00 WIB sampe 19.00 WIB. Yang bikin cantik, pas hari sudah mulai gelap, tulisan besar “PATTAYA CITY” ternyata menyala bak lampu. Plus bonus sunset yang selalu cantik dilihat. Pertunjukkan lampu tembak kecil-kecilan juga menambah ria suasana malam yang agak dingin dan basah itu.

Tepat pukul 19.00 WIB kita kembali di meeting point dengan Pak Achai. It’s dinner time. Malam ini kita makan di Baron Beach Hotel dengan set menu. Lagi-lagi disini Pak Achai ngasih makan porsi berdua dengan porsi empat orang. Nasi dengan lauk tom yam kung, cah kangkung, telor dadar, ayam goreng, dan gak lupa sepiring buah. We’re so full. Selesai makan yang banyak itu, kita langsung transfer hotel. Bersiap untuk perjalanan kembali ke Bangkok esok hari. ZZZzzzzzzz…

DAY 4 -16 Oktober 2012-

Waaahhhh gak kerasa udah hari ke empat di Bangkok…Huhuhuu berarti besok harus pulang dong? Tidaaaakkk…aku mau liburan sajaaa 😛

Oke, kita check out dari J.A Villa Pattaya pagi ini. Kembali menuju Bangkok. Sembari jalan ke Bangkok, kita masih akan mampir ke beberapa tempat wisata di Pattaya. Salah satunya adalah Sriracha Tiger Zoo & Crocodile Farm.

Welcome to Sriracha Tiger Zoo

Welcome to Sriracha Tiger Zoo

Sebelum menginjak Sriracha Tiger Zoo & Crocodile Farm, kita sempat mampir ke toko oleh-oleh khusus kue kecil. Bingung juga milih kue kecil disini, macamnya banyak. Akhirnya saya hanya membeli durian rolls (THB 80) dan kue beras (THB 50).

Oke lanjut ke Sriracha Tiger Zoo & Crocodile Farm. Kebun binatang Sriracha mengkhususkan penangkaran harimau dan buaya. Namun, tetap ada pemeliharaan hewan lain seperti kuda, kelinci, possum, rusa, unta, dan lainnya. Uniknya disini, bayi harimau yang baru lahir tidak disusui oleh induknya, tapi disusui oleh induk babi. Jadi, juga ada penangkaran babi disini.

Kalo ini penangkaran buaya :P

Kalo ini penangkaran buaya 😛

Ada empat pertunjukkan besar disini yaitu Crocodile Show, Tiger Show, Elephant Show, dan Pig Racing. Di sini hanya Elephant Show yang tidak kita tonton, mungkin akan sama seperti Elephant Show di Nongnooch Tropical Garden and Resort.

Pig racing adalah pertunjukkan pertama yang kita tonton. Seperti namanya, pig racing hanya menampilkan pertunjukkan lomba lari babi. Babi diminta berlari dari ujung lintasan satu ke ujung lintasan lainnya. Sangat sederhana tapi cukup menghibur.

Lagi persiapan lomba hahahahha...

Lagi persiapan lomba hahahahha…

Selesai dari Pig Racing, kita segera berpindah menuju Crocodile Show. Gak kebayang di pikiran kita, seperti apa kira-kira Crocodile Show ini. Buaya kan bukan jenis binatang aktif. Atraksi apa yang kira-kira bakal disuguhkan ya?

Pertunjukkan buaya ini hanya berlangsung selama 30 menit. Tapi rasanya lamaaa sekali. Apa sebab? Aksi yang ditampilkan ternyata lebih serem daripada sekedar nonton film horror. Bukan buaya yang beratraksi tapi dua orang penampil yang berani-berani itu.

Ini jauh lebih horor dari pilem horor huhuhuhu T__T

Ini jauh lebih horor dari pilem horor huhuhuhu T__T

 

Edyan kaaannn

Edyan kaaannn

Lima ekor buaya sepanjang 2 meteran itu diletakkan di tengan kolam di bagian yang kering. Adegan selanjutnya adalah kedua penampil yang dengan berani (atau nekat?) memasukkan kepala dan tangan mereka ke dalam mulut buaya yang sedang menganga. Kita gak kebayang kalau aja tiba-tiba buayanya menutup mulut. Adegan selanjutnya pasti berdarah-darah. Whatever, dua orang itu selamat dan sukses. Pertunjukkan pun berakhir.

Pertunjukkan selanjutnya yaitu Tiger Show. Terlihat hampir sama seramnya ya. Tapi ke enam harimau yang diajak bermain disini berkelakuan layaknya seekor kucing. Mereka tampak manja sekali dengan dua orang pelatih mereka. Di pertunjukkan ini, harimau-harimau ini menampilkan kebolehan mereka melompat di api, berdiri dan berguling. Menggemaskan! Untuk info Sriracha Tiger Zoo & Crocodile Farm, mungkin situs ini bisa membantu >> http://www.tigerzoo.com/

The wildy Tiger Show

The wildy Tiger Show

Selesai menonton dua pertunjukkan yang mendebarkan ini, saya dan Utari langsung digiring menuju tempat makan siang. Kali ini kita makan di restoran di dalam Sriracha Tiger Zoo & Crocodile Farm. Set menu yang lagi-lagi banyak banget. Oohhh Pak Achai, gimana ngabisinnya ini? Satu paket nasi lengkap dengan lauk tom yam kung, tumis seafood, ayam hainan, udang goreng, lumpia goreng, tumis kol, dan sepiring buah. Ini namanya banjir udang dan cumi-cumi @_@

Setelah kenyang, kita lanjutkan perjalanan menuju Bangkok. Dalam perjalanan kita mampir ke KK Jewelry Shop. Toko ini memproduksi dan menjual permata. Sebenernya harganya ada yang terjangkau, tapi karena sudah dihari terakhir dan memang tidak ada niatan beli permata, kita cuma mampir aja, hehehehee….

Perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam. Kita harus istirahat, karena setibanya di Bangkok nanti selain ke Madame Tussauds, kita akan langsung dikasih waktu untuk belanja di MBK (Mah Boon Krong) Center.

Sesampai di Bangkok kita langsung menuju ke Madame Tussauds. Madame Tussauds Bangkok terletak di dalam Mall Siam Discovery. Di dalamnya terdapat berbagai patung lilin tokoh terkenal dunia. Mulai dari tokoh kemerdekaan, tokoh nasional, tokoh agama, orator, presiden, tokoh olahraga, bintang film, hingga tokoh kartun. Beberapa tokoh penting misalnya Bung Karno, Mao Ze Dong, Mahatma Gandhi, Dalai Lama, Ang Suu Kyi, Lady Di, Presiden Barack Obama dan Michelle Obama, Justin Bieber, Lady Gaga, Will Smith, Oprah Winfrey, Shayne Ward, David Beckham, hinggga Doraemon dan Bambi si gajah kecil. Di Madame Tussauds, saya dan Utari menyempatkan diri berfoto dengan seluruh tokoh tersebut, hihihiihihi.. Kapan lagi foto bisa meluk Shayne Ward 😛 Info detail Madame Tussauds mungkin bisa dicek disini https://www.madametussauds.com/bangkok/en/

Saya betul-betul kagum di Madame Tussauds karena semua patungnya betul-betul dibuat semirip aslinya. Mulai dari wajah, tinggi, sampai struktur kulitnya, semua persis. Berkesempatan mengunjungi Madame Tussauds adalah WOW saya berikutnya!! Here are some photos:

 

Setelah selesai dari Madame Tussauds, kita segera menuju MBK Center. MBK center ini letaknya berseberangan dengan Siam Discovery (Lokasi Madame Tussauds), Siam Paragon, dan Siam Center. Untuk belanja di sini, Pak Achai ngasih waktu kita dua jam. Kita akan dijemput pukul 18.30 WIB untuk kembali ke Bangkok Chada Hotel. Memang MBK center ini sejenis dengan Mangga Dua Kemayoran. Kalau aja uang saya masih banyak banget, bisa kalap ini. Melepas nafsu belanja di MBK center sungguh tidak salah. Barang-barang yang tidak bisa ditawar di Floating Market Pattaya, disini harganya sampai 1/3nya. Akhirnya saya membeli dua tissue box (@ THB 100), dua syal (@ THB 75), tiga magnet kulkas (THB 100), gantungan kunci (THB 100 isi 6), pulpen (THB 100 isi 4), dompet lucu (THB 100 isi 5), tiga patung gajah mini (THB 50) dan dua kaus oblong (@ THB 99). Rasa capek yang tadi terasa, hilang karena belanja. Maklum, ibu-ibu 😀 Ini situs MBK center, semoga berguna 😛 http://www.mbk-center.co.th/

Ini loh MBK hahahaha

Ini loh MBK hahahaha

Setelah belanja, Pak Achai mengantar kita kembali ke Bangkok Chada Hotel untuk semalam lagi. Di kamar 718, kita menghabiskan malam terakhir di Bangkok. Malam ini kita sudah tidak dapat makan malam, kita makan Pad Thai (mie goreng) pinggir jalan seharga THB 30. Belanja merupakan titik akhir perjalanan ke Thailand. Karena esok hari kita harus kembali terbang ke Jekardah. Well, good night universe.. Zzzzzz…

DAY 5 -17 Oktober 2012-

Setelah sarapan terakhir di Bangkok Chada Hotel, kita bersiap untuk checkout. Pesawat kita malam ini pukul 20.40 WIB. Agak bingung berpikir mau ngapain aja setelah check out jam 12.00 WIB sampai dijemput untuk ke bandara jam 16.30 WIB? Akhirnya setelah checkout, kita titip barang di hotel dan jalan kaki menuju Robinson dan Big C. Dua tempat ini merupakan pasar swalayan yang terdekat dari hotel kita. Lumayan mati gaya juga ngabisin waktu hampir empat jam di sana. Kita sempet makan siang di Oishi Ramen, beli Chicken Mushroom Don (@ THB 105). Kemudian ke KFC beli makan malam untuk di bandara nanti (@ THB 59). Kita juga sempet melihat-lihat Big C. Saya membeli air mineral (@ THB 5-13) dan dua snack kacang-kacangan seharga THB 9,5.

Pukul 16.00 WIB kita sudah kembali ke hotel dan segera berangkat menuju bandara. Hari ini, Pak Achai sudah tidak menemani kita karena beliau ada customer baru. Pulangnya kita ditemani staf baru bernama Beauty, driver tetap Teuuu. Beauty ini cantik dan tinggi. Dia baru belajar Bahasa Indonesia, tapi menurut saya sudah bagus. Beauty bilang akan ke Bali tahun depan. Dia penasaran betul dengan Indonesia.

Cantik yaaa Beauty :D

Cantik yaaa Beauty 😀

Sampai di Don Mueang International Airport, Beauty mengantar kita dan mencarikan informasi mengenai bagasi dan alur kepulangan. Kita juga menyempatkan untuk berfoto dengan Beauty. Setelah itu beauty pulang dan meninggalkan kita bengong nunggu pesawat sampai 20.40 WIB.

Sehabis memasukkan koper ke bagasi, kita makan malam dengan KFC yang kita beli. Kemudian masuk ke boarding room. Di boarding room, sisa uang kita belikan souvenir. Yang mengejutkan ternyata harga souvenir di airport sama dengan dii MBK Center. Akhirnya saya membeli lagi satu paket dompet kecil (THB 100 isi 4) dan satu buah magnet kulkas seharga THB 40. Dan ini situsnya DMK Int’l Airport http://www.airportthai.co.th/

Sudahh pengin pulang rasanya. Tapi mendekati pukul 20.40, ternyata diumumkan pesawat delay sampai pukul 21.30. Aduuhhh,,rasanya makin bosan. Sampai pukul 21.30 tidak juga berangkat, dan delay ke dua sampai pukul 22.00. Dua kali delay, akhirnya kita boleh masuk ke pesawat pukul 22.15 dan take off pukul 22.30. Seiring dengan terbangnya Air Asia QZ 7717 yang membawa kita kembali ke Jakarta, berakhir pula liburan kita kali ini. Menyenangkan sekaliiii, puas dengan travelnya, makanannya, tempat wisatanya. Thank You Thailand and hello again Jakarta 🙂

Bye Thailand!

Bye Thailand!

THE AMAZING THAILAND, SAWADIKA

Thailand adalah salah satu dari Negara ASEAN kedua yang saya kunjungi. Tagline yang banyak dikumandangkan adalah The City of Lights, The Amazing Thailand.

Negara Thailand merupakan Negara kerajaan dimana raja dan ratu begitu dihormati. Tak luput satupun bangunan pemerintah tanpa terpajangnya foto mereka di halaman depan. Negeri gajah putih ini terkenal dengan candi, Buddha dan hiburan kabaretnya. Tak lupa, sebuah makanan khas, Tom Yam Kung yang betul-betul menggugah selera.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Thailand dan menyusuri jalanan Bangkok, suasana yang terasa tak jauh berbeda dengan Jakarta. Secara garis besar, Thailand mengingatkan saya pada Ibukota tercinta, Jakarta. Struktur jalanan di dalam kotanya hampir sama persis. Saat melewati jalanan dari Don Mueang International Airport menuju Bangkok Chada Hotel, saya merasa seperti sedang menyusuri daerah Kelapa Gading.

Tak hanya struktur jalan, masih banyaknya masyarakat yang tinggal di bedeng, tembok yang dicorat-coret, pagar yang rusak, sungai yang kotor, hingga bus kota yang mengeluarkan asap hitam. Tak ubahnya Jakarta. Namun, untuk jembatan penyeberangan, ternyata Indonesia masih tetap kalah.

Cuaca dan udara di sana pun tak jauh berbeda dengan Jakarta. Panas terik, terkadang hujan. Namun sepertinya kelembaban udara di Thailand lebih rendah daripada Indonesia. Panas dan kering. Kulit muka saya sempat terkelupas. Saran saya bagi pemilik kulit sensitif, jangan lupa mengenakan sun block selama berada di sana, baik untuk muka atau badan.

Kami juga sempat merasakan hujan besar yang menyebabkan genangan air yang cukup tinggi. Sepertinya sistem drainase di Thailand juga masih perlu penyempurnaan.

Soal makanan, semua makanan yang kami makan di sana tidak ada yang tidak enak. Bahkan sekedar telur dadar pun rasanya enak. Cita rasa khas Thailand yaitu asam pedas. Contoh mudahnya ya si Tom Yam Kung itu. Bagi para muslim harus sedikit berhati-hati terhadap makanan. Perhatikan betul bahwa makanan yang akan dimakan tidak mengandung babi. Tidak seperti Singapore yang masih memberi tahu jika mereka menggunakan babi sebagai bahan makanan, Thailand tidak sama sekali. Di Singapore pada beberapa rumah makan masih terpasang papan “No Pork, No Lard”, tapi jangan harap Anda temukan itu di Thailand. Jadi, pastikan dulu yaaa…

Satu yang menarik perhatian saya adalah keberadaan telur dengan cangkang berwarna pink. Entah bagaimana membuat kulit cangkangnya itu menjadi pink. Ingin bawa pulang, tapi takut pecah.

Satu lagi, masyarakat Thailand ternyata tidak dibiasakan berbahasa Inggris. Dengan bahasa apapun kita berbicara, mereka akan selalu menjawabnya dengan bahasa Thailand. Panjang lebar. Hanya sedikit yang bisa berbahasa Inggris atau Indonesia. Selebihnya, bahasa tarsan.

Kira-kira begitu review umum sepandangan mata saya. Semoga bisa membantu dan menjadi referensi positif. Ka pun ka 🙂