Selamat datang kembali di cerita jalan-jalan gw bersama rombongan gadis-gadis lincah fakir liburan. Seperti biasa, setelah cukup lelah dengan beragam adegan dewasa (baca: cari duit, meeting, lembur, ketemu klien, dll), kami memutuskan untuk mencari lokasi tujuan wisata luar negeri yang murah meriah gembira dan gak terlalu jauh dari Indonesia. Apalagi pilihannya kalo bukan negara Asia Tenggara dong yaaa… Thailand udah, Singapura udah, yang rasanya aman dan belum didatangi ya Malaysia atau Vietnam. Setelah capcipcup belalang kuncup, kami akhirnya memutuskan untuk memilih Vietnam sebagai destinasi liburan kami, tepatnya di Hanoi. Perjalanan pencarian tiket pun dimulai. Tentu saja, agar dapat tiket yang terjangkau, baiknya beli jangan mepet-mepet.

Halooo!!

Perburuan tiket pun dimulai, semua online travel agent kami telusuri hingga berakhir di Vietjet Air, budget airline di Vietnam. Kami membeli di Januari 2025 untuk keberangkatan Juli 2025 dengan harga tiket pesawat plus bagasi total Rp4.024.717 pergi pulang. Alhamdulillah bisa dicicil enam kali dengan kartu kredit Utari, hihihihihi… Next, cari hotel dong yaa… Setelah gugling sana sini, pilihan hotel kami jatuh ke Salute Premium Hotel & Spa (https://hanoisalutehotel.com) yang berlokasi di Old Quarter. Kami memilih family suite room supaya enak langsung sekamar aja gak usah pisah-pisah kamar. Untuk hotel 5 hari 4 malam ini, kami dapat di harga Rp4.487.515, artinya Rp1.121.878,75/orang, yang juga dicicil sebanyak tiga kali pake kartu kredit Utari hahahaha… Okee deehh, pesawat udah, hotel udah, cicilan terbayar, yukkk mari kita liburaann!!!

Day 1 – Rabu, 30 Juli 2025
Hanoi, Off We Go!

Waahh ga sabar mau berangkat yaaa… Pesawat kami, dengan nomor penerbangan VJ928, terjadwal berangkat pukul 14.00 dari Terminal 2F Soekarno-Hatta dan tiba di Noi Bai International Airport Hanoi pukul 18.15. Tidak ada perbedaan waktu antara Hanoi dan Jakarta. Gw berangkat dari rumah pukul 10.00 dan sampai di Soetta pukul 11.00. Sempet makan siang dulu di Solaria sambil nunggu formasi lengkap supaya nanti di pesawat langsung tidur dan bangun pas nyampe di Hanoi.

Beres makan siang, kami langsung check in dan persiapan imigrasi. Proses check in lumayan lama karena ternyata banyak ya yang mau ke Hanoi dan Ho Chi Minh. Setelah beres check in dan imigrasi, langsung kami duduk manis di boarding room. Pukul 13.30 kami dipanggil untuk boarding ke pesawat dan pukul 14.00 pesawat lepas landas menuju Hanoi. Penerbangan lebih kurang 4 jam ini lumayan menegangkan juga karena di awal terbang cukup banyak goncangan-goncangan imut yang mengagetkan dan membuatku bangun dari tidur nyenyak. Setelah dipikir-pikir, lumayan juga yah 4 jam tuh lama hahahahahaha… Gongnya adalah ketika mau mendarat saudara-saudara. Astagfirullah turbulensinya darderdor banget, pesawat kok rasanya terombang-ambing di langit yang gelap dan berpetir. Rasanya ini pengalaman turbulensi terparah gw deh setelah Medan. Jujur langsung berdoa mohon keselamatan. Yang juga bikin tegang adalah penumpang baris belakang udah pada teriak bersahutan “Allahuakbar”, “Mama tolong”, wah bikin tambah panik. Tapi gw kan bukan tipe orang yang jejeritan gitu ya kalo panik. Cuma bisa narik napas sambil merem dan baca doa. Alhamdulillah, pesawat bisa mendarat dengan selamat ya Allah terima kasih. Dan bener aja, ketika kami turun memang kondisi Hanoi sedang hujan super deras disertai petir yang cukup intens. Yakin ini lah penyebab turbulensi hebring tadi.

Setelah turun dari pesawat kami langsung menuju conveyor pengambilan bagasi. Noi Bai International Airport Hanoi ini gak terlalu ramai pas kami mendarat. Termasuk teratur dan bersih. Antrian imigrasinya juga banyak sehingga walaupun antri tapi tidak terlalu lama. Setelah selesai dengan bagasi dan imigrasi, Alhamdulillah driver yang jemput kami juga sudah sampai. Kami menyewa mobil penjemputan dari hotel. Pertimbangannya karena kami mendarat di malam hari, lebih aman rasanya jika menggunakan mobil penjemputan.

Perjalanan dari bandara ke hotel memakan waktu lebih kurang 35 menit. Seru juga di perjalanan hujan super deras khawatir banjir aja sih yaaa… Oiyaa, ternyata mobil di Vietnam setir kiri guisss… Alhamdulillahnya, begitu sampai di hotel, sudah tidak hujan. Paling tidak, di sisa malam ini kami masih bisa cari makan malam di luar. Tapi karena mau simpen tenaga buat besok, kami memutuskan untuk makan di tempat yang dekat hotel saja dan pilihan kami jatuh pada kedai pho seberang hotel namanya Pho Huy 67. Kedainya kecil, di dalam hanya ada sekitar lima meja. Yang agak unik, di sini pake bangku bakso plastik tapi pendek. Mayan juga ya agak susah duduknya, agak nekuk kakinya. Kami memesan empat mangkuk pho sapi. Pas banget abis hujan, makan yang berkuah dan hangat. Gak lama kemudian pho pesanan kami datang dan wooww tampilannya sangat tempting, menggugah selera banget. Rasanya pun enak. Hangatnya kuah dipadukan sama gurihnya rasa kaldu. Kuahnya clear tapi very tasty. Dagingnya empuk dan yang bikin gw happy adalah pemberian daun bawang kecil beserta batangnya (kalau di Indonesia kaya daun bawang yang biasa untuk makan lumpia), bawang bombay, dan rempah khasnya yaitu daun ketumbar alias corriander leaf, gak peliittt. Sebagai penambah rasa, disediakan juga jeruk nipis sebagai pemberi rasa asam, dan potongan cabai buat yang pengen ada pedes-pedesnya. Kalau gw memilih tidak menambahkan apapun dalam kuah pho gw karena gw sangat cinta dengan rasa asli clear soup-nya. Uniknya lagi, pho di sini dimakan bersama cakwe. Garing cakwe direndem sama kuah hangat pho, hmmm sedap bangett!! Untuk harganya hanya VND60.000 atau sekitar Rp37.000-an. Udah enak, murah pula. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

Mangkuk pho pertama di Hanoi. Lezat!

Pho formasi lengkap, ada condiment, ada cakwe. Yummyyy..

Setelah kenyang, dah lah kami memutuskan untuk tidur saja. Oiya welcoming dari hotel menurut gw sangat proper ya. Begitu sampai, kami diberikan welcome drink yang asem seger, fruit platter yang isinya semangka dan melon seger, plus gulungan handuk dingin untuk membasuh muka. Ya Allah segarnyaaa…. Resepsionisnya juga ramah. Sebelum kami diantar ke kamar, mereka menyempatkan untuk menerangkan sedikit tentang area Old Quarter dan lokasi-lokasi apa saja yang menarik untuk didatangi sebagai destinasi wisata, termasuk kulinernya. Such an impressive hospitality!

Sampai di kamar, kami langsung beberes, mandi dan bersiap tidur untuk recharge tenaga perjalanan keesokan harinya. Baidewai, kamarnya termasuk bersih, nyaman, adem, dan tenang. Overall gw pribadi puas dengan hotelnya. Yukkk bobo yuukkk ♥♥

Bagus kaann kamarnyaa, real pic nih hahahaha

Day 2 – Kamis, 31 Juli 2025
Old Quarter dengan Sejuta Pesona

Yuukk bangun yukkk, mari kita jalan-jalan. Setelah malam sebelumnya hujan deras, Alhamdulillah pagi ini cerah sekali. Oiyaa sedikit informasi mengenai kawasan Old Quarter, kawasan ini dulunya adalah ibu kota kerajaan di masa kepemimpinan Kaisar Ly Thai To pada tahun 1010. Itulah sebabnya, kawasan ini merupakan kawasan yang ramai dan sibuk karena menjadi pusat niaga, wisata, dengan beragam aktivitas warganya. Bukti kekaisarannya dapat dilihat dari sebuah bangunan benteng megah nan historical yang terletak di tengah Old Quarter, namanya Imperial Citadel of Thang Long (https://vietnam.travel/things-to-do/hanoi-thang-long-citadel). Dari hotel, kami berjalan kaki ke sana selama lebih kurang 20 menit. Menariknya, bangunan ini ditemukan secara tidak segaja pada 2002 saat sejumlah arkeologis sedang menggali untuk mencari barang-barang peninggalan Dinasti Nguyễn. Merujuk pada nilai sejarah, arsitektur bangunan, hingga keunikan peninggalannya, Imperial Citadel of Thang Long masuk dalam daftar situs warisan budaya dunia dari UNESCO pada 2010.

Selamat datang di Imperial Citadel of Thang Long

Pintu masuk utama

Untuk masuk ke area bangunan yang sangat luas ini, kita terlebih dulu harus membeli tiket seharga VND100.000 atau sekitar Rp63.000-an. Waktu operasionalnya adalah Senin-Minggu, pukul 08.00-17.00 waktu Hanoi. Dengan harga tiket tersebut, kita bisa keliling di benteng kekaisaran tersohor di Hanoi. Pertama, kami tiba di pintu masuk benteng yang dikenal dengan Đoan Môn. Sempatkan dulu untuk berfoto. Setelah itu kami naik ke lantai 1 untuk melihat sekeliling benteng. Dari atas gw melihat sebuah bangunan yang bentuknya sama persis dengan Lawang Sewu yang ada di Semarang. Berikut gw sertakan fotonya.

Bangunan di Imperial Citadel of Thang Long yang mirip Lawang Sewu

Lawang Sewu. Mirip gak?

Bangunan lain yang juga berada dalam area Imperial Citadel of Thang Long adalah ruang pameran barang-barang peninggalan kerajaan Kaisar Ly Thai To seperti keramik, arca, hingga guci-guci. Masih banyak yang bentuknya utuh, walau tidak sedikit juga yang sudah pecah/hancur. Ruang pamerannya sangat nyaman, AC-nya terasa. Lumayan untuk mengademkan diri setelah disengat panas di luar.

Beberapa peninggalan yang ditemukan dan masih utuh

Situs berikutnya yang juga menarik dan penuh sejarah adalah keberadaan sebuah kuil yang dibangun dengan budaya Cina yang cukup kental namanya Kinh Thien. Salah satunya ditandai dengan anak tangga dengan handrail yang berbentuk naga. Dalam kebudayaan Cina, naga dipercaya sebagai salah satu simbol kekuatan, kekuasaan, serta keberuntungan. Bangunan yang dibangun pada 1467 ini memiliki pola pahatan yang dipercaya tidak dimiliki oleh bangunan sejenis. Motif yang banyak muncul adalah motif bunga teratai yang merepresentasikan Buddha. Bangunan lainnya yang bisa dikunjungi di dalam area Imperial Citadel of Thang Long yaitu operational command bunker, gerbang istana, paviliun perempuan, dan menara bendera yang tingginya 33 meter.

Kuil Kinh Thien dengan handrail berbentuk naga

Menara bendera yang tersohor

Well, setelah keliling Imperial Citadel of Thang Long, kami lanjut untuk mencari first stop istirahat karena jujur jalan kaki yang dicombo dengan panas matahari ini sungguh menguras tenaga. Maka, cari kopi lah yaaa, secara Vietnam juga terkenal dengan produk kopinya. Dalam perjalanan mencari kedai kopi, kami melewati Lenin Park. Mengapa dinamai Lenin Park? Karena di sanalah berdiri dengan gagah patung Vladimir Lenin, seorang tokoh revolusioner komunis asal Rusia. Patung ini merupakan hadiah yang diberikan Rusia untuk Vietnam pada 1982 sebagai simbol hubungan diplomatik keduanya.

Lenin Park

Setelah foto-foto sejenak di Lenin Park, kami melanjutkan jalan kaki dan sampai pada sebuah kedai kopi yang masuk dalam rekomendasi kedai kopi mbak resepsionis hotel yaitu Cong Caphe (https://congaroundtheworld.congcaphe.com). Tempatnya nyaman, interiornya khas tematik, dan yeaahh kopinya enak guisss… Mayan di sini kami ngadem dulu sekitar 30 menit sebelum kembali menembus terpaan panas matahari untuk mencari makan siang.

Cong Caphe ini cukup banyak cabangnya.

Menu Cong Caphe yang cukup beragam. Kopi ada, teh, ada, jus ada, yoghurt juga ada. Seger, tempatnya nyaman.

Seger banget, kan?

Dahlah jangan lama-lama ngademnya. Yuk jalan kaki lagi nyari tempat makan siang. Sepanjang jalan menuju resto, kami bertemu dengan salah satu objek wisata legendaris yaitu Hanoi Train Street. Itu loohh rel kereta yang di pinggirnya banyak kafe atau kedai instagramable. Yang menarik perhatian adalah kita duduk-duduk cantik di kafe atau kedai tersebut, sambil nunggu kereta lewat. Memang sebuah objek wisata yang dekat dengan marabahaya yaaa.. Sempat dengar kawasan wisata ini ditutup. Tapi kemarin kami lewat, rame-rame aja sihhh dan ya emang sedeket itu kereta sama kafe atau kedainya hihihihhi…

Pada tyduck takut ya?

Okeehh lanjutt lagii dan akhirnya sampailah kami pada sebuah resto yang menjadi tujuan tempat makan siang kami, namanya Quan An Ngon (https://guide.michelin.com/en/ha-noi/ha-noi_2974158/restaurant/quan-an-ngon). Resto ini masuk dalam daftar Michellin Guide di Hanoi. Seenak apaa siiikk? Jujurly gw lupa nama-nama menunya dalam bahasa Vietnam. Tapi kami ada pesen spring rolls, trus kaya telur dadar yang dikasih isian jamur, ada telur jumbo juga isinya tauge, daging wagyu bakar, sama spinach garlic gituu.. Dan rasanya enak semua kecuali si bayam, kaya ada apek-apeknya gitu rasanya. Maap deh bayamnya gak kami habiskan. Per orang habis sekitar VND200.000 atau sekitar Rp125.000-an. Masih worth lah yaa soalnya ada daging wagyu hihihihihi….

Another resto tersohor

Enak dan terjangkau. Alhamdulillah kenyang 😀

Dah kenyang, maka energi harus digunakan kembali untuk berjalan kaki. Tujuan kami setelah ini adalah Vietnamese Women Museum dan nonton pertunjukkan water puppet. Untuk water puppet kami harus menyesuaikan jam show-nya. Jam yang mau kami tonton adalah sekitar pukul 18.00. Maka dari itu, kami memutuskan untuk jalan dan berkunjung dulu ke Vietnamese Women Museum (https://baotangphunu.org.vn/en/home). Museum ini menurut gw bagus ya karena menceritakan perempuan Vietnam mulai dari kisah perjalanan hidup (mulai dari bayi yang dilahirkan seorang ibu, masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga menikah), perjuangan (pahlawan perempuan dari Vietnam), cinta kasih, hingga perannya (politikus, lawyer, dokter, dan lainnya) di kehidupan dalam lima lantai ruang pamer. Dipamerkan juga beragam barang-barang yang terkait dengan ke-perempuan-an Vietnam seperti perhiasan, baju/kain khas Vietnam (fesyen), hingga peralatan rumah tangga. Harga tiketnya VND35.000 atau sekitar Rp20.000-an. Termasuk murah untuk sebuah bangunan yang penuh dengan pengetahuan.

Hidup, perempuan!

Sekilas yang ditampilkan di museum ini

Okeehh sudah mengisi kepala dengan pengetahuan baru, mari lanjut jalaann.. Tujuan berikutnya yaitu Thang Long Water Puppet Show (https://nhahatmuaroithanglong.vn) yang berjarak sekitar 15 menit jalan kaki dari Vietnamese Women Museum. Sesuai namanya, ini adalah pertunjukkan yang mengkisahkan kehidupan masyarakat Vietnam yang disajikan melalui lakon boneka yang dimainkan di atas air. Untuk menuju ke sana, kami melewati sebuah taman terbuka yang di tengahnya ada danau besar bernama Danau Hoan Kiem. Di tengah danau tersebut, ada sebuah pulau kecil bernama Pulau Jade yang menjadi lokasi berdirinya kuil Ngoc Son. Area danau ini menjadi titik temu berbagai kegiatan mulai dari olahraga sore, sekadar jalan-jalan, hingga komunitas anak muda, semua berkumpul di sana. Ramai sekaliii. Sempat terjadi insiden kecil di sini yaitu betis gw kram hahahaha malu dehh namanya jarang jalan kaki wakakakakaka.. Sakit banget bookk!

Danau Hoan Kiem

Keliatan ya di ujung kanan foto ada kuil 😀

Kembali ke Thang Long Water Puppet Show, kami akhirnya memilih jam show 17.20 dengan pilihan harga tiket VND150.000 atau sekitar Rp95.000-an. Karena jam show masih sekitar 45 menitan lagi, kami akhirnya iseng jalan-jalan dulu buat nyari refreshment. Pilihan kami jatuh ke Phela (https://www.instagram.com/phela_xinchao), sebuah kedai teh yang cukup populer di kalangan anak muda Hanoi, haseeekkk… Tapi jujur ya gw lupa pesen apa di sana hahahaha yang jelas minumannya enak kok, seger. Sekali lagi, layaknya penyegar di hari yang super panas ini.

Tiketnya mayan antri yaa

Setelah cukup istirahat sebentar di Phela, kami kembali ke gedung pertunjukkan Thang Long Water Puppet Show karena pertunjukkan sudah mau dimulai. Kursi penuh terisi, auditoriumnya adem, nyaman. Dalam waktu lebih kurang satu jam, kami disuguhkan 17 babak cerita, mulai dari pembukaan oleh narator hingga cerita tentang babak kehidupan masyarakat Vietnam seperti bertani, memancing, yang diceritakan sejak dari anak-anak hingga dewasa. Overall, pertunjukan ini unik dan jadi daya tarik wisata lokal untuk turis. Bravo!!

Pertunjukannya unik dan menarik

Well, mulai lapar yaa, karena memang sudah malam juga. Kami berencana cari makan pho di tempat yang bergelar Michellin Guide lagi, namanya Pho 10 Ly Quoc Su. Unfortunately, pas kami sampai kok tutupppp, mengsyedihhh guis. Kan udah lapar yaaa.. Yauds deh akhirnya kami cari opsi pho lain yang deket situ. Pilihan kami akhirnya jatuh ke Huyền Hương Chicken Phở. Gw tetep pesen pho sapi, sementara yang lain pesen pho ayam. Kuah pho di sini cukup beda dari pho kebanyakan karena lebih oily dan fatty, jadi tampak lebih keruh. Tidak clear. Tekstur kuahnya pun jadi lebih thick di lidah. Untuk rasa tetap gurih ngaldu, tapi gw lebih cocok yang kuahnya lebih clear. Untuk harga pho sapi gw VND120.000 atau sekitar Rp75.000-an.

Pho kedua di Hanoi

Terlihat ya kuahnya lebih ada tekstur minyak/kaldunya

Setelah makan malam, kami berencana ngopi lagi sebelum pulang. Tetapiii, kami penasaran juga dengan store Uniqlo di Hanoi (https://www.uniqlo.com/vn/en/spl/uniqlo-hoan-kiem-opening) yang tersohor itu. Akhirnya mampirlah kami ke sana untuk lihat-lihat. Seru jugaa..

Beres dari Uniqlo, tujuan terakhir kami adalah ngopi di Highlands Coffee (https://www.highlandscoffee.com.vn/en/coffee.html). Kalo kami lihat-lihat, similar like Starbucks sepertinya. Untuk harga tergolong affordable mengingat tempatnya juga nyaman dan rasa kopinya pun enak. Yauds hari ini kami tutup dengan ngobrol-ngobrol ngalor ngidul karena udah cape dan mulai ngantuk. Baidewai, jumlah steps gw hari ini 18.000++. Sungguh jarang terjadi, makanya sampe kram hahahahaha… Beres ngopi, kami pulang ke hotel pake GrabCar. Dah gak sanggup jalan bok! Yukkk bobo yuukkk ♥♥

Penutup malam yang menyegarkan

Day 3 – Jumat, 1 Agustus 2025
Exploring Ninh Binh

Bangun yuk bangunnn… Hari ini kami bangun dan bersiap agak pagi karena kami hari ini gabung open tour. Jadi kami akan dijemput oleh provider tour-nya pukul 07.00. Setelah sarapan kilat, kami udah cantik nunggu di lobi. Hari ini kami akan ikut tur bernama “Ninh Binh Day Tour dari Ha Noi: Hoa Lu, Trang An, Tam Coc, Hang Mua”. Paket tur ini sudah kami beli sebelum berangkat via klook.com. Harga per orang yaitu sekitar Rp600.000 sudah termasuk bis PP, tour guide, dan makan siang. Tepat pukul 07.00 bis kami datang dan langsung bertolak menuju Ninh Binh dengan waktu tempuh lebih kurang dua jam. Bisnya nyaman banget, kursinya empuk dan lebar, leg room luas, AC dingin, konfigurasi kursi 2-1.

Ninh Binh merupakan salah satu provinsi di utara Vietnam. Di sini terdapat kota Hoa Lu yang dulunya merupakan ibu kota Vietnam pada abad ke-10 hingga 11. Ninh Binh menjadi salah satu destinasi wisata populer di Vietnam saat ini, terutama karena kental dengan kisah sejarah, politik, dan budaya. Dapat dikatakan kawasan Ninh Binh merupakan kawasan tua di Vietnam. Ninh Binh juga tersohor karena lanskap yang indah seperti pegunungan kapur yang dikelilingi oleh sungai yang berkelok tapi tenang, hingga panorama dari atas bukit yang menakjubkan.

Begitu sampai di Ninh Binh, tujuan pertama kami yaitu sebuah kuil tua dan sakral bernama Dinh Tinh Hoang King (https://www.discoverninhbinh.com/dinh-and-le-temples). Kuil ini merupakan peninggalan dari Dinasti Kekaisaran Dinh dan Le. Area kuil cukup luas dan saat ini kuilnya masih digunakan untuk berdoa. Bagi wisatawan yang mengenakan celana pendek maka akan diberikan kain penutup kaki.

Gerbang masuk utama tampak samping, dapat terlihat gunung kapur yang menjulang

Cantik banget

Sebelum diperbolehkan masuk ke dalam kuil, kita diajak untuk berdoa bersama terlebih dulu

Tujuan berikutnya yaitu bersepedaaa uhuyyy… Tapi mohon maap karena mataharinya sangat kuat bersinar, kami berempat memilih untuk tidak bersepeda dan menunggu saja sambil early lunch. Makan siangnya disediakan secara prasmanan di sebuah resto dengan menu yang sangat beragam, mulai dari nasi putih, pao, miso soup, spring rolls, ayam goreng mentega, buah-buahan, sampai kerupuk. Kalau diitung-itung mungkin ada sekitar 15 menu yang terhidang. Rasanya pun tidak mengecewakan.

Okeehh, setelah makan siang, lanjut ke destinasi berikutnya yaitu Trang An. Trang An merupakan sebuah situs alam alami yang super enchanting. Di sini, kami melakukan aktivitas bersampan dengan sampan tradisional yang didayung oleh masyarakat lokal, menyusuri sungai yang berkelok-kelok tapi airnya tenang sekali, di sekelilingnya menjulang perbukitan kapur. Trang An juga merupakan salah satu rumah dari beragam keanekaragaman hayati di Vietnam. Durasi menyusuri sungai ini memakan waktu lebih kurang dua jam. Sepanjang dua jam tersebut, kami juga melewati sekitar lima gua dan melihat langsung stalaktit dan stalagmit. Sungguh lanskap alam yang menakjubkan. Saking menakjubkannya, Trang An juga sudah masuk ke dalam situs warisan dunia dari UNESCO sejak 2014 (https://whc.unesco.org/en/list/1438). Bahkan film Kong: Skull Island, juga mengambil lokasi syuting di sini. Must visit place deh ini kalo ke Vietnam!

Ini seruuu!

Seseru itu guis hahahaha

Destinasi terakhir yaitu puncak Hang Mua. Namanya juga puncak yaa, jadi bintang tamunya ada di puncak yaitu sebuah Pagoda Bai Dinh (https://www.discoverninhbinh.com/hang-mua). Untuk mencapai pagoda tersebut, sangat-sangat dibutuhkan semangat dan kondisi badan yang fit karena akan menaiki 500 anak tangga. Kami yang sudah memasuki era centil tapi jompo ini, undur diri. Jadi kami memutuskan menunggu di bawah saja sambil minum yang seger-seger. Kalo liat orang-orang yang (kayanya) sampai atas, pas turun tuh udah keringetan brutal, bajunya basah. Tampak melelahkan sekali memang. Ya walau katanya pemandangan Ninh Binh dari atas super cakep, tapi ya tetep aja kami menyerah hehehehehe…

Ambil papan namanya aja, ya. Gak kuat nanjak soalnya :X

Finally the tour is over and we are heading back to Hanoi for another 2,5 hours. Kami minta diturunin di mana ya daerahnya gw lupa haaha karena mau mampir mall dulu, ke Zara. Abis itu kami makan malam mencoba KFC Hanoi. Tetep yaa, rasanya gak seenak KFC Indonesia. Tapi gw coba pesen roasted chicken-nya dan enak. Properly cooked. Sebelum pulang, kami menyempatkan mampir sebentar ke supermarket untuk beli jajan-jajan buat oleh-oleh di Tops Market. Harga di sana rasanya jadi lebih murah mengingat mata uang kita lebih mahal hahahhahaha…. Akhirnyaa setelah belanja kami pulang kembali ke hotel, lelah sangat. Mari istirahat. Yukkk bobo yuukkk ♥♥

Day 4 – Sabtu, 2 Agustus 2025
Menikmati hari terakhir di Hanoi

Pagi ini kami bangun dengan malas-malasan akibat sisa encok kemarin. Hari ini kami memutuskan agak slow, jadi baru jalan dari hotel sekitar pukul 10.00. Tujuan pertama kami adalah pengen nyobain Banh Mi. Akhirnya nemu Banh Mi Moms sebagai satu-satunya kedai Banh Mi yang masih buka pagi itu. Maklum aja karena Banh Mi biasanya dikonsumsi buat sarapan. Itupun Banh Mi Moms hanya tinggal punya tiga porsi sisa hahahahaha… Yauds makan bareng ajaa. Gw pesen Banh Mi Tuna seharga VND50.000 atau sekitar Rp30.000-an. Enaakkkk, tunanya juga seger.

Enak guis dan tentu saja mengenyangkan.

Lanjut jalan lagi, kami memutuskan untuk mampir ke toko oleh-oleh namanya Phuong Noi Stationery & Souvenir Shop (https://phuongnoi.com.vn/en/homepage). Wah di sini lengkap banget aneka oleh-olehnya mulai dari magnet kulkas, gantungan kunci, kaos, tas, pajangan kayu, pajangan keramik, dan masih banyak lagi. Harganya pun terjangkau. Di sini gw membeli satu buah kaos. Dahlah, selesaikan aja belanja printilan di sini.

Setelah gerah milih-milih barang, kami memutuskan untuk istirahat sejenak sambil ngopi. Pilihan kami jatuh ke Café Giang (https://cafegiang.vn). Kafe ini termasuk kuliner legendaris karena sudah beroperasi sejak 1946 dengan menu populernya adalah egg yolk coffee alias kopi yang diaduk bersama kuning telur. Sejenak kuteringat pada kuliner khas Indonesia yaitu teh talua.

Would like to try?

Lokasi kafenya ada di gang, tapi di dalemnya sebenernya cukup luas, ada dua lantai. Tapi ya karena rame jadi tetep penuh rasanya. Tentu saja kami pesan signature drink-nya si egg yolk coffee. Buat gw, rasanya enak tapi amis telurnya masih tercium. Kalo teh talua, dari semua tehnya yang gw cobain, gak ada kecium amis telurnya sih. Negara kita lebih jago meramunya sepertinya.

Setelah dari sini, kami terpikir untuk kembali mencoba peruntungan ke kedai pho tersohor di Vietnam versi Michellin Guide yaitu Pho 10 Ly Quoc Su (https://guide.michelin.com/en/ha-noi/ha-noi_2974158/restaurant/pho-10-ly-quoc-su). Cobaa yaa setelah kemarin tutup, apakah sekarang masih tutup juga? Dan Alhamdulillahnyaa ternyata jadi rezeki kami. Bukaaa guisss, tapi ya antriii hahahahahahaha… Cuma yauds deh gapapa kami antri aja mumpung buka. Lagian udah ke Hanoi masa iyaa gak nyobain. Antrilah kami dengan istiqomah. Tapi ternyata antriannya cukup cepet. Kayanya memang semua yang makan juga cepet dan saling paham banyak yang antri. Selain itu, dimungkinkan juga kita duduk semeja bareng orang lain. Okehlah, akhirnya setelah lebih kurang 20 menit antri di siang bolong ini, kami akhirnya dapet giliran masuk dan pesan. Supaya gampang kami berempat pesan sama yaitu Tai Chin, pho dengan kombinasi daging matang dan setengah matang seharga VND75.000 atau sekitar Rp45.000-an.

Antri dulu guisss

Gak nyampe lima menit, pesanan kami datang. Beuuuhhh aroma seger kuahnya langsung menyeruak ke hidung. Pho di sini dengan tipikal kuah bening alias clear yaa. Rasanya enak, seger, layaknya comfort food. Somehow rasa pho ini kok jadi sama enaknya dengan pho yang gw makan depan hotel itu hihihihihi… Tapi puas lah worth banget nungguin sampe antri begitu. Must try yaa kalo ke Hanoi!

Seru ngeliatin mbaknya masak 😀

Abis makan, kami lanjut jalan ke destinasi berikutnya yaitu St. Joseph’s Cathedral, gereja Katolik tertua dan paling terkenal di Hanoi. Gereja ini dibangun oleh pemerintahan kolonial Perancis dan sudah beroperasi sejak 1886. Arsitektur bangunan gereja kental sekali dengan gaya neogothic khas Perancis. Arsitektur interiornya pun sangat klasik, dengan kaca patri khas ala Eropa. Alhamduillahnya pas kami datang, jam kunjungan baru dibuka. Sehingga kami bisa masuk sampai ke dalam dan melihat langsung kemegahan rumah ibadah ini. St. Joseph’s Cathedral tak hanya rumah ibadah, tetapi juga simbol budaya, keagamaan, dan jejak kolonial Perancis.

Bagus dan sakral banget vibes-nya

Setelah berkunjung ke St. Joseph’s Cathedral, kami nyebrang dikit karena kehausan. Di seberang gereja ada Cong Caphe, jadi yaudahlah kami duduk-duduk istirahat sebentar. Sebentar aja karena abis itu kami langsung bertolak ke pusat perbelanjaan lagi dalam misi mencari oleh-oleh. Tujuan kami yaitu Big C (https://www.bigc.vn/en/store.html), sebuah supermarket gede dan lengkap. Khilaf lah kami jajan-jajan di situ beli aneka rupa snack, coklat, sampe kopi untuk dibawa ke rumah. Varian jajanannya juga banyak banget. Berasa pengen belanja bulanan bokkk!! Gw belanja seabrek abis gak sampe Rp200.000.

Gede banget nih supermarket

Setelah belanjaa, lapar kembali melanda. Pilihan dinner terakhir kami di Hanoi jatuh pada another Michellin Guide reccomendation yaitu Don Duck Old Quarter Restaurant. Sesuai namanya resto ini signature menu-nya ya roasted duck. Tentu saja kami pesan itu dong ya. Sebagai menu pendamping kami pesan juga spring roll dan sautee mix vegetable. Dengan rasa yang enak, resto yang nyaman ber-AC, porsi yang generous, dan luaran yang mengenyangkan, seorang Rp125.000-an ya worth the price and taste lah yauwww… Ini juga must try yaa.. Pelayanannya juga sangat ramah.

Kalo ke Hanoi harus makan di sini, ya

Enak-enak semua

Setelah kenyang makan, sebagai penutup malam, teteup ya kami mencari coffee shop. Setelah cari-cari di internet, pilihan kami jatuh pada Dong Kinh 142 Tea House and Coffee. Dibutuhkan ketelatenan dan ketelitian tinggi untuk menemukan tempat ini karena ternyata nyelip masuk ke gang. Tapi ya guis ya, begitu masuk ya ampun tempatnya bagus banget dan very authentic and thematic yaa. Cantik lah pokoknya. Kayanya sih ini rumah yaa yang dijadikan kafe tapi didesain sedemikian rupa jadi cantik banget. Minumannya pun sangat-sangat proper dan enak. Must try juga laahh ini maah!

Sekecil itu gangnya hahahaha

Se-proper ini minumannya

Sebagus ini interiornya

Alhamdulillah, jalan-jalan udah, makan udah, beli oleh-oleh juga udah, markipul alias mari kita pulang ke hotel. Ingat masih punya PR untuk packing hihihihihii.. Besok pun kami harus berangkat pagi karena pesawat pulang kami akan berangkat pukul 08.40. Yukkk bobo yuukkk ♥♥

Day 5 – Minggu, 3 Agustus 2025
Flying back to Jakarta and hello again routine! 😀

Kami bangun super pagi karena harus segera siap-siap ke bandara. Pukul 05.30 kami sudah check out dari hotel menggunakan mobil yang kami sewa dari hotel. Hotelnya juga baik banget kami dibekali sarapan. Perjalanan menuju bandara kami tempuh dalam waktu lebih kurang satu jam. Jalanan masih agak sepi ya karena masih sangat pagi. Tapi gapapa daripada di bandara kami buru-buru ya kan.

Di depan hotel yang layak direkomendasikan

Kami sampai bandara sekitar pukul 06.30 dan langsung check in dan drop bagasi. Pagi ini bandaranya cukup ramai. Jadi beneran berasa kalau di bandara. Setelah beres urusan bagasi, kami ngopi dulu di Highland Coffee yang bahkan saking paginya, dia belom buka dong hahahahaha… Tapi gapapa kami tungguin demi menyeruput kopi.

Pukul 07.30 kami mulai mengantri di imigrasi, yang ternyata panjang banget dan mayan lama. Ternyata, pengecekan imigrasi pas pulang ini lebih ketat dibanding pas datang. Di sini kami juga diminta untuk melepas sepatu dan kaos kaki. Adegan imigrasi pulang ini cukup melelahkan.

Udah deh, setelah selesai urusan imigrasi, kami menunggu di boarding room sebentar lalu gak lama dipanggil untuk boarding ke pesawat. Tepat pukul 08.40, pesawat Vietjet Air dengan nomor penerbangan VJ929 membawa kami kembali ke Jakarta. Saat penerbangan pulang, cuaca cukup baik. Guncangan tetap ada tapi gak seheboh saat berangkat. Lebih smooth lah yang ini mah. Gw juga sempet tidur semi-semi nyenyak karena ngantuk banget udah bangun dari dini hari. Alhamdulillah pukul 13.00 kami sudah kembali di Jakarta. Terima kasih ya Allah untuk liburan yang menyenangkan ini. Mau lagi ya ya ya ya ya ya ya ya.. 😀

Hasil belanja belanji di Hanoi

Informasi umum tentang Hanoi
Akhirnya selesai juga liburan gw ke Hanoi. Ini adalah pengalaman pertama gw pergi ke Hanoi. Jadi ya excited tentu saja. Sebagai informasi umum, waktu gw ke sana cuaca Hanoi sedang panas-panasnya, walau pun di malam kami mendarat hujan deras. Bahkan sekitar semingguan sebelumnya, Hanoi diguyur hujan terus menerus dan agak ada badai. Tapi Alhamdulillah during our visit the weather just fine. Yha mending panas ya daripada hujan. Kalau panas kita masih tetap bisa ke mana-mana. Mungkin sama dengan panas Depok atau Bekasi hihihihihi.. Better sedia payung, topi, kacamata, pakai baju yang nyaman, dan jangan lupa untuk pake sunscreen/sunblock ya guis ya.

Kemudian untuk makanan, memang Hanoi belum jadi destinasi yang ramah makanan halal ya. Penanda halal di resto pun tak kulihat. Walau denger-denger ada sih kuliner halal. Jadi buat yang muslim, mungkin sebelum makan di resto boleh dilihat dulu menunya ya. Pun dengan mesjid atau musala, sepanjang gw kemaren jalan kok gak nemu ya. Tapi kalo liat konten orang-orang yang ke Hanoi, ada sih mesjid. Apa mungkin gw aja yang kurang jeli ya matanya.

Pilihan hotel di Hanoi juga cukup banyak dan beragam. Hotel yang kami tempati menurut gw sangat worth. Nyaman, pelayanan ramah, kamar bersih, harga super terjangkau, dekat ke mana-mana. Bisa lah gw rekomendasikan buat yang lagi nyari hotel di Hanoi.

Proses transaksi keuangan di Hanoi pun mudah. Cash bisa, qris bisa, debit/kredit juga bisa. Aman lah. Mata uang mereka yaitu Vietnam Dong alias VND, lebih murah dari mata uang Rupiah. Jadi InsyaaAllah terjangkau semua di sana harganya. Gw nuker duit di Jakarta nitip sama Bintang. Nuker Rp1.960.000 dapet VND2.800.000. Tinggal cari aja yang nilai tukarnya paling murah supaya dapetnya banyak hahahahaha…

Well, itulah catatan perjalanan gw selama ke Hanoi. Seru dan menyenangkan. Thanks, Hanoi! So, where to next?

Sumber tambahan:
Tour guide
Flyer tiap destinasi wisata
https://www.kompas.id/artikel/denyut-kehidupan-di-old-quarter
https://katadata.co.id/berita/internasional/6416ce52eaf75/si-jantung-hati-di-kota-tua-hanoi