Hello again, dear Readers!! And hello again, Singapore 😀

Yeaaahh…. Gue pergi ke Singapura lagi minggu lalu barengan sama Utari, Hanum dan Bintang. Perjalanan kami ke Singapura sudah kami rencanakan sejak Desember 2018. Dan karena kami mencari short gateway ajaa, maka Singapura adalah pilihan yang tepat. Deket, budayanya hampir sama dengan kita, gak pake visa, dan yang pasti terjangkau yaaa, gak perlu nabung ratusan purnama dulu. Setelah sepakat sama Singapura, saatnya mempersiapkan perjalanan ini.

Besties!!

Hunting Tiket Pesawat dan Penginapan

Sebelum memutuskan mau naik pesawat apa dan nginep di mana, tentu saja kami harus menentukan dulu tanggal keberangkatan. Tidak mudah yaaa.. Maklum aja, 2019 baru mulai kami udah mau plesir wakakkakkakaka… After listing our priority, we took 23-24 February 2019 as our date. Hhhmm.. actually only for me and Utari. Because Bintang and Hanum decided to extended their stay one day longer.

Tanggal sudah disepakati, maka inilah saatnya kami berburu tiket pesawat dan pesan hotel. Well, semenjak banyak bermunculan OTA alias online travel agent, booking tiket pesawat dan hotel rasanya bukan jadi hal yang sulit lagi ya kalo mau plesir. Istilah kata nih yaaa, sambil tiduran juga lo bisa tuh booking hotel sama tiket pesawat.. Aaaaawwww….

Akhirnya, tiket pesawat kami percayakan pada tiket.com (the power of promo code yaa…). Sementara itu, kami pilih Traveloka untuk booking hotelnya. Untuk penerbangan kami memilih menggunakan Air Asia seharga Rp1.585.000 (PP). Sementara itu, untuk penginapan kami memilih 5footway.inn Hostel. Hostel yaaa bukan hotel… Bentuknya seperti dorm, dengan 4 bed di 1 kamar (bed-nya bertingkat yaa..).

Setelah tiket pesawat dan itinerary hostel sudah di tangan, rasanya tak sabar ingin segera melancong yaaaa…. Super duper excited…..

Tuker Duit di Mana?

Hal penting lainnya yang harus dipersiapkan kalau mau ke luar negeri adalah nuker duit. Biasanya sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan, mulai deh ceki-ceki kurs mata uang tujuan kita. Kalau pas lagi dalam harga termurah langsung tuker.

Gue, kebetulan bukan orang yang segitu ‘ribet’nya sama nuker duit. Gak bakal ada di kamus gue yang namanya mantengin kurs tiap hari. Gue cukup akan liat sekali dua kali, hanya untuk memastikan pergeseran perbedaan harganya aja. Pun gue gak akan sengoyo itu buat cari money changer ‘termurah’. Iya dong, beda 500-1.000 kalo gue mesti ngongkos ke money changer, ya gak bikin jadi lebih murah juga kan? So, gue memutuskan untuk pesan aja SGD di kantor cabang Bank Mandiri kantor gue. Saat itu, gue dapet kurs 1 SGD = Rp 10.570 dan dapet 142 SGD untuk Rp 1.500.940. Di dekat hari keberangkatan, gue tuker lagi 25 SGD via Utari dengan kurs Rp 10.480 (atau sekitar Rp 262.000). Well, total SGD gue ada 167 SGD. Siap foya-foya lah yaauuww hahahhahahhaa…

Untuk perkara tukar uang ini, pastikan money changer tujuan kalian adalah money changer terpercaya yaa.. Terus kalau memungkinkan, minta pecahan kecil juga yaa…

Sedia Wifi Portable Sebelum Berangkat

Berikutnya yang harus disiapkan tentu saja koneksi internet. Kita akan sangat membutuhkan koneksi internet yang lancar di negara tujuan kita untuk tetap terhubung dengan keluarga, buka google maps, dan sebagai kaum milenial pastinya untuk posting instagram dong (ashiyaaapp…).

Sepengetahuan gue, beberapa provider menyediakan layanan paket data untuk di luar negeri. Mekanismenya berbeda-beda. Bisa langsung aktivasi via aplikasi, beli di penyedia layanan paket data, hingga datang langsung ke customer service-nya.

Kami, memutuskan untuk menyewa wifi portable Iziroam. Sebenernya, di masa kini, di masa bahwa kebutuhan akan akses internet jauh lebih besar dari kebutuhan pulsa telpon, banyak sekali pilihan penyewaan wifi portable. Sejujurnya gue gak punya pengalaman terkait wifi portable ini. Gue ngikut aja sama temen-temen gue. Hanum-lah yang menyewakan wifi portable-nya.

Harga sewa Iziroam Rp50.000/hari (beda negara beda harga ya gaes..). Karena kami sewa untuk 3 hari, maka harga sewanya jadi Rp150.000+Rp500.000 (uang jaminan yang akan dikembalikan setelah kita kembalikan perangkatnya)+Rp15.000 (biaya admin)=Rp 665.000. Penggunaan Iziroam unlimited hingga 5 device dengan jarak jangkau hingga sekitar 20 meter.

Untuk perangkatnya sendiri, diambil langsung (dan dikembalikan lagi) di Alfaexpress Bandara Terminal 2 atau Terminal 3 (tergantung nanti kalian di-email untuk ambil di terminal mana ya..) Keberangkatan dengan menunjukkan passcode yang dikirim melalui email. Iziroam tersedia 24 jam di Alfaexpress. Simple banget sik gaesss…

Namun di beberapa hari sebelum keberangkatan, Pak Suami membeli paket data luar negeri untuk provider gue yaitu XL namanya XL Pass 3 hari. Belinya juga gampang, via Traveloka. Otomatis aktif begitu sampai di Singapura. Harga paket datanya lumayan sik Rp150.000/3 hari. Jadi, internet gue mumpuni banget di sana. Selain dari Iziroam, gue punya back up dari XL. Sinyalnya kuat banget, bisa untuk tethering juga. Untuk kebutuhan internet di luar negeri, kalian bisa sesuaikan yaa, apakah mau menyewa wifi portable atau beli paket data luar negeri dari provider kalian. Yang penting, jangan sampai kebutuhan posting foto jadi terhambat hanya karena akses internet kalian terbatas (siyap bosque!).

2D1N Singapore Itinerary

Biar pun gue cuma 2 hari di sana, itinerary tetep perlu dongs… Gue lampirkan itinerary gue ya. Untuk hari ke-2, sebenernya kami di hostel sampai jam 11.00. Langsung check out dan makan siang di Nando’s. Tapi yang gue post di sini, itinerary awal ya. Di hari kedua kami terlalu mager untuk jalan pagi-pagi. Bangun pun pada siang. Belom rebutan kamar mandi hahahahaha… So, kami pass di jam 08.00-11.00, check out langsung menuju Nando’s. Sementara untuk yang hari 1, semuanya sesuai dengan yang kami lakukan.

Day 1

TIME DETAILS
07.00 – 10.00 Flight to Singapore with Air Asia QZ 262

T2 (Soekarno-Hatta Int’l Airport) to T4 (Changi Int’l Airport)

10.00 – 14.00 Go to Ion Mall, dropping our bag at Self Service Locker (Level 6)

Having lunch at The Foodhall

I am having Nyonya Laksa with Jumbo Prawn cost SGD 11.90 and Papaya Milk for SGD 3.20

Some tenants available: Sephora, H&M, Kipling, La Senza, Cotton On, and more

14.00 – 16.00 Hoping to Mustafa Shopping Center

You can buy anything here

I bought some snacks: Ovomaltine biscuit (SGD 5.40), Hershey Chocolate Caramel Classic Bag (SGD 2.90), Kit Kat Bar Dark Chocolate (SGD 5.40), Kit Kat Bites (SGD 2.50), and Matcha Powder (SGD 7.00)

16.00 – 18.00 Go to 5footway.inn and have some relax before night seeing
18.00 – 19.00 Dinner at restaurant nearly hostel (forgot the name)
19.00 till drop Go to Merlion to see Spectra Show at 08.00

Day 2

TIME DETAILS
06.00 – 08.00 Breakfast
08.00 – 11.00 Explore Chinatown and National Museum of Singapore
11.00 – 13.00 Lunch at Nando’s (located in Plaza Singapura)

I ordered ¼ chicken with 1 side (spicy rice) + bottomless softdrink = SGD 12.90 (exclude tax)

Nando’s is extremely delicious

Don’t forget to buy Irvin Fish Skin Salted Egg SGD 8 (small) or SGD 16 (large)

13.00 – 14.00 Go to Changi Airport
14.00 – 17.00 Snacking and walking around T4
17.55 – 18.40 Fly back to Jakarta with Air Asia QZ 267

T4 (Changi Int’l Airport) to T2 (Soekarno-Hatta Int’l Airport)

 

Makan siang hari pertama, The Foodhall Ion Mall, Nyonya Laksa Jumbo Prawn SGD 11.90

Makan siang hari kedua, Nando’s Plaza Singapura, Extra Hot 1/4 Chicken with Spicy Rice, SGD 12.90 (exclude tax)

Oiyaa, ada sebuah info yang mungkin berguna yaa.. Jadiii, Ion Mall punya tempat penitipan tas di lantai 6. Kalau dari bandara mau langsung jalan-jalan di sekitar Orchard, bisa banget tuh nitip tas/koper di situ. Lokernya gede. Kami aja ber-4 bisa pakai 1 loker saja. Isinya 2 koper kabin, 1 backpack, dan 1 tas selempang. Self service ya gaessss… Harga sewanya SGD 1 (harus pakai koin SGD 1 yang baru, yang lama gak bisa) per sekali ngunci. Kejadian di kami, ketika loker sudah kami kunci, eehh Iziroam-nya ketinggalan. Buka loker lagi dongs, nah pas ngunci harus masukin SGD 1 lagi hikshiks…Jadi kami kena SGD 2 hahahahahahhaha…. Tapi yaa, loker ini sangat membantu loh..

Gaul malam

EZ Link Card vs Singapore Tourist Pass (STP)

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwasanya Singapura memiliki akses transportasi umum yang sangat aman, nyaman, cepat, dan murce yaitu MRT. Untuk bisa mengakses MRT, tentu saja tidak menggunakan uang tunai. Terdapat dua jenis kartu pembayaran di Singapura yaitu EZ Link Card dan Singapore Tourist Pass (STP). Bedanya apa sih? Jujur gue gak begitu paham tentang STP karena gue selalu memilih EZ Link Card. Yang pasti keduanya bisa digunakan untuk membayar transportasi umum seperti MRT dan bus kota. Tapi kira-kira begini…

EZ Link Card memang biasanya digunakan oleh penduduk lokal. Expiry date-nya lebih lama yaitu 5 tahun dan kalau udah expired, simply tinggal ganti kartunya aja tanpa kehilangan saldo. Bisa dibawa keluar Singapura. Pas pulang ga perlu di redeem juga saldonya. Kali-kali ada rencana ke Singapura lagi dalam waktu dekat hingga 5 tahun mendatang, bisa langsung dipake lagi. Atau bisa dipinjemin juga ke sanak saudara dan handai taulan lain yang mau plesir ke Singapura. Harga EZ Link Card SGD 12 (SGD 5 untuk kartunya+saldo SGD 7). Bisa dibeli di loket yang ada di exit MRT Changi Airport (arah T2) atau di Seven Eleven dengan harga yang sama. Harga kartunya yang SGD 5 itu gak bisa di-refund ya. Tapi gak masalah sih, SGD 5 untuk 5 tahun, menurut gue gak rugi sama sekali. Untuk isi ulang saldonya tinggal pake kiosk yang tersedia di seluruh stasiun MRT dengan minimal top up SGD 10. Self service ya. Diikutin aja steps-nya, niscaya itu mudah. Plusnya EZ Link Card, dia juga bisa dipake buat private transportation seperti taksi bahkan untuk belanja (vending machine, mustafa, dan lainnya).

Sementara itu, STP adalah kartu yang bener-bener buat turis. Lokasi belinya sama dengan beli EZ Link Card. Tapi kalau STP udah langsung kepaket di 1 hari (SGD 10), 2 hari (SGD 16), atau 3 hari (SGD 20). They are fully refundable. Pas pulang, kalian bisa redeem saldo sekalian mengembalikan kartunya. Bisa sih kalo gak dikembaliin, tapi berarti sisa saldo yang ada di kartu akan hangus. Dan kalau udah beli paketan, misalnya 3 hari, eh kita extend, ya berarti beli lagi. Kira-kira begitu.

EZ Link Card

Kalo gue sih fixed, tim EZ Link Card. Lebih simple dan tetap lebih menguntungkan menurut gue. Link ini mungkin bisa membantu kalian untuk menentukan pilihan hehehehhehe…

https://www.thebestsingapore.com/best-travel-guide/ez-link-card-vs-singapore-tourist-pass-which-is-better-for-tourists/

Sekilas Tentang 5footway.inn Hostel

Memilih menginap di 5footway.inn merupakan hasil googling dan rekomendasi orang. Seperti biasa kalau berkunjung ke Singapura dengan modal ngepas, hostel alias dorm, merupakan piihan yang oke. Secara harga hotel lumayan ya bookk… Lagian kan cuma buat numpang bobok ajaa..

Tiga kali ke Singapura, tiga kali pula gue nginep di hostel yang berbeda. Pertama di The Mitraa Hostel, kemudian di Shophouse Hostel, dan terakhir ini 5footway.inn Hostel. Jika memilih menginap di dorm, kita bisa memilih kamar dengan jumlah bed sesuai keinginan. Bisa 2 bed, 4 bed, 6 bed, hingga 8 bed. Bisa cewek semua, cowok semua, atau campur.

Harga per kamar Rp1.095.021/kamar/malam. Kalau dibagi berempat jadinya Rp273.755,25/orang/malam. Lumayan murah yaaa.. Oiya, kamar mandi di luar ya. Gunakan strategi sebaik mungkin untuk mandi karena pasti bergantian dengan pengunjung dari kamar lain. Sedikit saran, karena di Singapura itu toiletnya kering alias mostly gak ada bidet atau jetspray, siapin tisu basah kali yaaa…

Untuk lokasinya, hostel ini super duper strategis. It’s located nearly from Chinatown MRT Station. Only about ten steps, seriously. Buat yang mau nginep di sini juga, nyari pintu hostelnya harus dengan cermat yaa.. Karena pintunya nyempil di antara kios-kios depannya. Bener-bener cuma pintu doang. Keliatannya kecil, tapi ternyata dalemnya luas.

Langkah ke 5 menuju 5footwayinn Hostel ahahahaha

Sistem check-in dan check-out-nya pun canggih. Menggunakan kiosk (again), kita dituntut untuk berperilaku maju ya karena check-in dan check-out-nya dilakukan secara mandiri. No receptionist. Scan paspor sendiri, input data sendiri, bikin foto sendiri, sampe keycard pun keluar sendiri. Langsung tertera nomor kamar di layar. Kami yang mengaku anak milenial ini, ternyata ndeso juga. Ketika sempat kesulitan, petugas pun akhirnya mendatangi kami. Tapi kami gengsi, bilangnya “Can” alias bisa. Setelah sotoy yang ketiga kalinya, kami akhirnya nyerah karena lupa liat nomor kamarnya di layar, sementara keycard udah diambil. Akhirnya teriak “hallo.. help..”. Milenial macam apa kami?

Pengalaman Pake E-Passport

Ihiiiyy bagian menceritakan pengalaman menggunaakan e-passport ini sepertinya jadi favorit gue. Well, sekitar 6 bulanan lalu, gue dan temen-temen kantor mengganti paspor lama kami dengan e-passport alias electronic passport. Berdasarkan informasi, keuntungan menggunakan e-passport antara lain adalah berlakunya bebas visa di beberapa negara dan kemudahan serta kecepatan saat pemeriksaan imigrasi. Walau pun saat itu belum terpikir mau dipake kemana e-passport gue, gue bikin aja sekalian ganti paspor lama yang udah expired.

Nah, pergi ke Singapura ini menjadi pengalaman pertama gue menggunakan e-passport. Oiya, karena pada cover depan e-passport ini tersemat chip yang berisi data kita, jadi menjaganya harus lebih hati-hati ya. E-passport ini tidak boleh ditekuk, dilipat, dilubangi, dicelupkan dalam cairan atau dibanting. Tidak boleh juga diletakkan di tempat yang sangat panas atau lembab, di tempat yang langsung terkena cahaya matahari, dan di sekitar area elektromagnetik seperti televisi, microwave atau terkena bahan-bahan kimia. So, menjaganya harus ekstra hati-hati nih gaessss….

Saat mendarat di terminal 4 Changi Airport (FYI, T4 ini terminal paling barunya Changi loh…), kami langsung dihadapkan dengan pemeriksaan keamanan alias security check. Seperti biasa lah ya semua barang bawaan kita akan dipindai melalui mesin x-ray. Setelah melewati security check, kami langsung menuju gate imigrasi. Nah di sinilah paspor kita akan diperiksa.

Changi is Destination (Terminal 4)

Di gate imigrasi ini memang terdiri dari dua gate. Yang pertama gate ‘All Passport”, ada petugasnya, dan Automatic Gate tanpa petugas imigrasi. Inilah tempat scan paspor bagi pemegang e-passport. Namun ternyata gue gak bisa cek imigrasi melalui jalur tersebut. Arrival Automatic Gate hanya untuk Singaporean, Permanent Resident, dan Registered Travellers. E-passport turis hanya dapat digunakan saat bertolak kembali dari Singapura alias di departure gate. So, saat kedatangan ini gue mengantri di jalur ‘All Passport” bareng sama temen-temen lainnya.

Yang seru adalah saat pulang. Saat di mana gue mendapat pengalaman menggunakan e-passport ini. Di departure immigration check juga tersedia dua gate. Automatic Gate dan gate biasa. Automatic gate adalah gate bagi pengguna e-passport, dan gue memutuskan untuk mencoba gate tersebut. Saat pulang ini gue hanya berdua dengan Utari. Jadi, gue di automatic gate, sementara Utari di gate biasa.

Menariknya, di automatic gate ini masih banyak petugas yang berjaga dan membantu. Mungkin karena e-passport ini belum begitu lama diberlakukan ya jadi masih banyak yang keder hahahahhaha… Gue, dengan sotoynya, mengambil automatic gate yang tanpa petugas. Tapi ternyata memang gampang dan cepet banget bookkk.. Jadi di pintu pertama, kita scan halaman depan e-passport kita yang ada foto dan data dirinya. Langsung deh di layarnya keluar nama dan foto kita. Kalau udah match, pintunya langsung kebuka. Kemudian di pintu kedua, kita scan sidik jari jempol. Begitu match sama yg di e-passport, langsung kebuka juga pintunya. Udah deh, done. Gue langsung dadah-dadah sama Utari yang masih antri di gate biasa wakakakakakaka…..

Pulang 🙂

Well, overall perjalanan gue ke Singapura kali ini sangat menyenangkan yaaa… Sekian dulu sharing-nya… Gue happy berat.. Beautiful country with beautiful besties ♥♥

See you again, Singapore!!