Melisa dan makanan. Dua hal yang tidak mungkin terpisah. Adalah hobi gw mencari tempat makan baru dan mencicipinya. Belom bisa dibilang pemburu kuliner sih, tapi kalo denger kabar burung tentang makanan enak, gw merasa gagal menjadi Melisa kalo gak nyobain.
Di cerita kali ini, gw mau cerita sedikit tentang Pondok Ikan Bakar Kalimantan yang terletak di Cimanggis. Kabar burung yang beredar, ada satu menu di sana yang jadi idola beberapa pecinta kuliner. Ikan Patin Bakar Bambunya katanya sesuatu banget. Setelah mendengar selentingan tersebut, rasa penasaran mulai menyelimuti relung hati. Gw harus coba!
Nah, suatu hari bokap gw bilang bahwa ada rumah makan ikan patin enak di cimanggis, namanya Pondok Ikan Bakar Kalimantan. Beliau bilang, konon dari cerita-cerita yang beredar, Ikan Patin Bakar Bambunya endang bambang gurindang cyiinnn.. Tuh kan berarti bener nih patinnya enak. Sayangnya, bokap gw gak sempet-sempet ngajak makan kesana. Ya sudahlah, lupakan. Tapi…masa dilupakan begitu saja sih? #MelawanLupa
Beberapa bulan kemudian, bos gw di kantor dengan semangat 45 cerita kalo abis makan dari Pondok Ikan Bakar Kalimantan. Dari cerita beliau, untuk makan disana butuh perjuangan, karena beliau datang pas jam makan siang dan itu penuhnya pake banget. Fantastisnya lagi, sang pelayan meminta bos gw untuk menunggu sekitar 1-2 jam. Owemjiii..keburu semaput keleeuuss… Well then, bos gw memutuskan untuk pulang.
Rasa penasaran bos gw ternyata gak hilang. Didorong dengan semangat perjuangan yang tinggi, bos gw kembali lagi ke Pondok Ikan Bakar Kalimantan di sore harinya, sekitar jam 5-an. Beruntung, sudah sepi dan kebagian kursi. Melalui pengalamannya inilah, muncul cerita beliau, bahwa rasa Patin Bakar Bambunya, memang enak pake banget. Ahh…sungguh mati aku jadi penasaraaaannn…
Rezeki memang tidak jatuh jauh dari pohonnya (peribahasa yang salah..). Beberapa minggu kemudian, aku diajak kentjan ke Pondok Ikan Bakar Bambu sama Mas Dedy. Yeeaaayyy… aku senang 😀
Berkaca dari pengalaman bos gw, dan kebetulan emang kita bisanya jam segitu, jam 5-an kita udah sampai dengan manis di lokasi. Gak begitu susah untuk mencari tempatnya. Buat yang lewat tol arah Bogor, maka keluarlah di pintu Cikeas/Cimanggis. Ikutin aja jalannya sampai ketemu pertigaan kemudian belok kiri. Setelah belok kiri, langsung nengok kanan yaa karena letak restonya ada di sebelah kanan dan sudah dekat dari belokan.
Keputusan kita untuk dateng jam segitu adalah keputusan yang tepat. Pas masuk area parkir resto, hanya terlihat beberapa mobil aja yang parkir. Dengan itu bisa diasumsikan bahwa pengunjung yang makan gak banyak. Jumlah tempat parkir yang tersedia pun memang tidak terlalu banyak. Kalau dihitung-hitung, sepertinya hanya cukup untuk menampung maksimal 20 buah mobil saja.
Mari beralih ke ruang makannya. Denah rumah makan ini terdiri dari empat ruang makan utama yang terbagi dalam dua bangunan. Cukup untuk menampung banyak tamu, mungkin sekitar 200-an orang. Bangunan pertama terlihat seperti rumah yang disulap menjadi rumah makan dengan tiga ruang makan utama. Kemudian bangunan kedua, sepertinya bangunan buatan dengan bambu sebagai material utama. Kita memilih untuk duduk di bangunan utama, paling pojok. Bukan bermaksud mojok, tapi ngumpet biar gak ketauan kalo makannya banyak.
Gak berapa lama kita duduk, dengan sedikit lambaian tangan, mba pramusaji datang menghampiri dengan membawa menu dan kertas catatan. Menu yang ditawarkan disini gak begitu banyak, baik makanan mau pun minumannya. Mungkin karena memang fokus pada si Patin Bakar Bambunya. Pesenan kita pun gak banyak, yang pasti si Patin Bakar Bambu dan Karedok sebagai sayur plus es kelapa muda biar segeerrr.
Lima menit kemudian, es kelapa muda kita dateng. Yang menarik, dua gelas es kelapa ini disajikan terpisah dengan gula cair dan es batunya. Hahahaha…jadi gak rugi karena satu gelas es kelapa belum termasuk es batu. Rasa es kelapanya pun seger alami, tanpa gula tambahan. Daging kelapanya juga empuk banget. Puas deh sama es kelapa mudanya.
Setelah es kelapa, pesenan kita berikutnya yang hadir adalah sepiring karedok dan dua porsi nasi putih. Kalo rasa karedoknya sih ya seperti karedok pada umumnya. Gak ada yang terlalu spesial. Pun dengan rasa nasi putihnya. Sudah hampir lengkap, tinggal menunggu sang bintang utama, Patin Bakar Bambu.
Selang lima menit kemudian, munculah yang didamba-damba, Patin Bakar Bambu. Bentuknya cukup makan tempat karena bambunya lumayan panjang. Si ikan terbaring pasrah di dalam bambu dengan diselimuti oleh daun yang tidak gw ketahui namanya. Bersama-sama kita buka bungkusan daun tersebut dan menemukan makanan yang ditunggu-tunggu itu. Harumnya menggoda abis, plus penampakannya yang bikin si patin semakin menarik untuk dijamah. Seluruh badan si Patin ini dilumuri bumbu bakar bercita rasa pedas yang terbuat dari berbagai rempah khas Indonesia. Sekilas tampak seperti bumbu balado. Rasa bumbunya meresap sampai ke dalam daging si Patin yang super lembut. Gak kerasa juga di lidah, rasa tanah seperti yang suka dikhawatirkan orang-orang saat menyantap Patin. Ukurannya pun pas untuk kita berdua, gak lebih gak kurang gak bikin berantem karena rebutan.

Patin Bakar Bambu
Hanya dalam waktu 15 menit saja, si Patin sudah gak berbentuk lagi. Tersisa hanya bumbu yang memang melimpah ruah dan bagian kepalanya aja. Rasa kenyang seketika menyeruak. Membuat sulit bernapas dan males berdiri hehehehehe… Overall, Patin Bakar Bambu di Pondok Ikan Bakar Kalimantan ini terbukti memang endang bambang gurindang. Cobain deeehh…
Setelah makan kenyang, tibalah kita di akhir kisah (bayar bon). Kira-kira, cukup masuk akal gak yaa harganyaa.. Berikut rinciannya
- Patin Bakar Bambu 0,69 kg Rp 79.350 (harga Rp 115.000/kg)
- 2 Es kelapa muda Rp 20.000
- 2 Nasi putih Rp 14.000
- Karedok Rp 15.000
Total Rp 128.350 + Rp 1.283 (pajak resto 10%) = Rp 129.633 (Rp 129.600)
Lumayan untuk porsi berdua, masih terjangkau.
Sebagai kesimpulan dan penutup, Pondok Ikan Bakar Kalimantan ini layak buat dicoba. Menu andalannya memang si patin Bakar Bambu tadi, tapi buat yang gak suka pedes mending jangan deh soalnya bumbunya emang pedes. Jangan khawatir juga buat yang gak suka ikan, karena masih ada menu alternatif lain kaya ayam goreng atau sate ayam. Selain itu, kalo mau lancar makan di sini sih baiknya gak dateng pas jam makan, karena pasti penuh banget restonya. Dateng di jam-jam nanggung amat disarankan.
Akhir kata, selamat mencoba dear readers