Hello again Indonesia Railway Museum, kami kembali lagi ke sini…. Ngapaiinn? Ofkors, Buat naik kereta wisatanyaaa 🚞

Desember 2016 kami pernah ke sini dalam rangka hanimun. Baru tau kalo ada fasilitas kereta wisata rute Ambarawa-Tuntang. Kami sempat antri tapi tetep aja gak kebagian tiket. Alhamdulillah peminatnya banyak sekali. Sejak saat itu, kami bertekad untuk kembali lagi ke sini dan mendapatkan tiket kereta wisata tersebut 🤪

Dan hari ini (19 Juni 2018), tekad itu terwujud. Dalam perjalanan jelajah Jawa yang kesekian kalinya ini, kami meniatkan diri untuk mampir kembali ke Ambarawa dan berburu tiket kereta wisata tersebut. Kami berangkat menuju Ambarawa dari Semarang pukul 06.30. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Museum keretanya sendiri buka pukul 08.00. Jadi, pas lah yaaa kami berangkat jam segitu.

Pukul 07.50 kami sampai di museum dan langsung terkejut-kejut. Kenapa? Karena pagar museum yang belum dibuka itu, udah dibanjiri oleh para pengunjung yang antri. Banyak banget sodara-sodara. Pusing pala berbi. Sementara pagernya belom dibuka, para pengunjung udah mepet-mepet sama pager dengan harapan, saat pager dibuka mereka adalah orang pertama yang bisa masuk menuju loket karcis. Sadly, gw (terpaksa) bergabung bersama mereka. Gengsi sik rebutan kaya alay gitu, tapi kan yaa udah bela-belain ke sini masa disia-siain gitu aja.. huhuhuuhuhuhuu..

I love Ambarawa, yeaaaayyyy…

I love Ambarawa jugaaa hahahahhaha….

Tepat jam 8.00, pak satpam ngebuka pagernya. Dan lo tauuuu, semua yang antri ini langsung pada lari sekenceng-kencengnya cem sprinter handal. Mau gak mau, tanpa latihan sebelumnya, gw ikut lari dong. Sambil lari, gw ngebatin sambil ngetawain diri gw sendiri, kok mau wisata aja begini amatan yak, barbar bener wakakakakaka…..

Alhamdulillah, dengan napas ngos-ngosan, tenggorokan kering, haus dan lapar, gw berhasil mendapatkan tiket masuk museum seharga Rp 10.000/orang dewasa. Iyaaa ini baru tiket museumnya aja ya gaesss… Jangan cepat puas karena setelah lo berhasil dapatkan tiket museum, lo masih harus menjalani lomba lari berikutnya menuju loket tiket kereta wisata. Belum sempet narik napas, gw udah lari lagi ke dalem untuk antri tiket kereta wisata. Panjang juga bow antriannya. Untungnya khusus periode liburan kali ini, manajemen museum kereta menambah jumlah waktu perjalanan kereta yang biasanya hanya 3 kali menjadi 4 kali. Jam perjalanan pertama dimulai pukul 10.00, kemudian 11.00, 12.00, dan 13.00. Gw ngebatin lagi, masa iye gak kebagian juga sik ya?

Alhamdulillah, buah dari pegelnya kaki gw adalah 2 lembar tiket kereta wisata Ambarawa-Tuntang keberangkatan pukul 10.00 yang berhasil gw dapatkan. Harga tiket kereta wisatanya Rp 50.000/orang. Sujud syukur deh gw..

Sementara jam masih menunjukkan pukul 8.30, kami masih punya waktu 1,5 jam menunggu. Hmmmm… mau ngapain yaaa? Akhirnya kami foto-foto sambil makan pecel hahahahhahahahahaha… Oiya, pecel di sini sumpah enaaaaakkkk banget… Sayurnye seger, krenyes-krenyes gitu, bumbu pecelnya juga rasanya enak loh. Padahal itu pecel-pecel pinggir jalan. Belinya juga lewat pager hahahahaha… Seporsinya Rp 10.000 udah pake nasi sama bakwan.

Makan pecel enak sambil memandangi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu

Di museum ini juga ada berbagai halte yang dipindahkan langsung dari lokasi aselinya, dibangun ulang di sini dengan bahan baku asli (kayu, dll)

Itu rel kereta yang kami lewati. Pemandangannya pegunungan, sejukkkk….

Another halte-halte

Sambil nunggu, bisa duduk-duduk di halte

Museum Kereta Api Ambarawa merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat menarik buat gw. Museum ini termasuk bersih dan terawat dengan baik. Dulu, semasa perjuangan, stasiun kereta ini jadi saksi perjuangan pahlawan Indonesia melawan penjajah. Berbagai barang logistik, bahan bakar, air, hingga para pejuang diangkut melalui jalur kereta ini. Pada 1976, Gubernur Jawa Tengah saat itu mengalihfungsikan stasiun ini sebagai museum.

Bersih yaaaaa…..

Rapiihhh..

Termasuk Cagar Budaya gaesss..

Berbagai tipe kereta api, diesel maupun uap, dipamerkan di sini. Uniknya, di museum ini masih tersimpan dengan baik, salah satu kereta api uap dengan roda bergerigi. Menurut informasi, kereta api uap bergerigi ini hanya tersisa tiga di dunia, yaitu di Indonesia, Swiss dan India. Fungsi roda bergerigi ini untuk menstabilkan laju kereta saat membawa muatan berat dan harus melewati jalan menanjak..

Ini dia roda bergerigi, yang tengah itu geriginya

Cerita berikut adalah cerita kebahagiaan kami karena akhirnya bisa naik kereta wisata Ambarawa-Tuntang dengan durasi perjalanan selama lebih kurang 1 jam. Keretanya kereta diesel yang dibuat oleh Jerman tahun 1902. Kereta ini dulunya dipakai untuk membawa tentara, rempah-rempah, bahkan sapi. Menurut gw, worth banget loh buat nyobain naik kereta ini ❤

Spesifikasi kereta

Our happy faces 😀


Nah selama perjalanan lebih kurang 1 jam Ambarawa-Tuntang itu kita liat apa aja sik? Selain rumah warga, kita disajikan juga pemandangan pegunungan dan sawah yang membentang. Hijau, syeger deh mataa.. Selain itu, kita juga melewati obyek wisata Rawa Pening. Pasti pernah denger dong Rawa Pening? Kalo belum pernah, laman ini mungkin bisa membantu https://histori.id/legenda-rawa-pening/

Rawa Pening

Sesampainya kami di stasiun Tuntang, ternyata seluruh penumpang diizinkan untuk turun ke stasiun selama 10 menit. Bisa liat-liat, selfies, dan foto-foto sekitarnya sementara lokomotifnya balik arah. Wuaaaaaahhh… mantap deh pokoknyaaaaa….. Di bawah ini beberapa foto Stasiun Tuntang:

Ini lokomotifnyaaa

Setelah 10 menit, kita semua diminta kembali naik ke kereta untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju stasiun Ambarawa. Well, then the story ends.

Penasaran tentang sejarah Museum Kereta Api Ambarawa ini, just go click this link https://heritage.kereta-api.co.id/page/museum-ambarawa

Oiyaaa, kalo ke Ambarawa, jangan lupa mampir ke sini yaaa, aselik deh you will not regret 😀